Pihak berwenang AS pada Senin (16/12) mengatakan bahwa mereka telah menangkap dua orang keturunan Iran atas pelanggaran ekspor dalam kaitannya dengan serangan drone yang menewaskan tiga tentara Amerika Serikat.
Lebih dari 40 tentara lainnya terluka dalam serangan pesawat nirawak di pangkalan militer Yordania, di dekat perbatasan Suriah, pada Januari lalu, kata Pentagon pada saat kejadian.
Kedua pria tersebut, seorang warga negara Iran dan seorang warga negara Amerika keturunan Iran, diduga berkolusi untuk mengirim komponen navigasi ke Iran yang digunakan dalam pesawat nirawak dalam serangan tersebut.
“Kita seringkali menyebut kemungkinan risiko ketika kita membahas bahaya jatuhnya teknologi Amerika ke tangan yang berbahaya,” kata Joshua Levy, jaksa AS untuk Massachusetts.
“Sayangnya, dalam peristiwa ini, kita tidak berspekulasi, seperti yang dituduhkan dalam aduan pidana ini, potensi kerusakan serius akibat kebocoran teknologi Amerika di luar negeri terjadi sekitar 11 bulan yang lalu.”
Mohammad Abedininajafabadi ditangkap FBI di Italia. Pihak berwenang AS sedang mengupayakan ekstradisinya setelah ia diduga memperoleh teknologi navigasi canggih buatan AS dengan menghindari undang-undang ekspor.
Sementara itu, Mahdi Sadeghi, warga negara Amerika keturunan Iran, bekerja untuk sebuah perusahaan AS yang memproduksi alat bantu navigasi presisi dan diduga berkolusi dengan Abdeininajafabadi untuk menggunakan perusahaan cangkang di Swiss guna mengirimkan barang-barang terlarang dari perusahaannya ke Iran. Ia ditangkap di Massachusetts.
“Kami meyakini kedua pria itu berkonspirasi secara ilegal untuk mengekspor teknologi sensitif dari produsen semikonduktor yang berkantor pusat di Massachusetts ke Iran, menggunakan perusahaan kedok di Swiss yang dimiliki oleh Abedini,” kata Agen Khusus FBI Jodi Cohen, yang menyebutkan nama singkat Abedininajafabadi.
“Abedini juga merupakan pemilik perusahaan yang berkantor pusat di Iran, yang membuat sistem navigasi untuk Korps Garda Revolusi Iran, organisasi yang digolongkan sebagai teroris asing.”
“FBI menganalisis pesawat nirawak yang digunakan untuk menyerang (di Yordania), yang menewaskan tiga tentara Amerika, dan menemukan bahwa sistem navigasi yang digunakan dalam serangan mematikan ini diduga diproduksi oleh perusahaan Abedini.”
Sekitar 350 personel Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS dikerahkan ke pangkalan tersebut ketika serangan itu terjadi, kata Pentagon dalam pernyataannya saat itu.
“Ketiga tentara tersebut tewas ketika sistem udara tanpa awak satu arah menghantam unit rumah kontainer mereka,” tambahnya, yang tampaknya menggambarkan ledakan pesawat nirawak. [rd/ka]
Forum