Tautan-tautan Akses

AS Tidak akan Tarik Pasukannya dari Suriah meskipun Digempur Serangan Mematikan


Sejumlah kendaraan militer AS tampak berpatroli di pinggiran kota Qamishli, Suriah, pada 4 Desember 2022. (Foto: AP/Baderkhan Ahmad)
Sejumlah kendaraan militer AS tampak berpatroli di pinggiran kota Qamishli, Suriah, pada 4 Desember 2022. (Foto: AP/Baderkhan Ahmad)

Amerika Serikat tidak akan menarik mundur pasukannya dari Suriah, yang kini penempatannya hampir berusia delapan tahun, meskipun pasukan AS mendapat serangan dari milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut pada pekan lalu, kata Gedung Putih pada Senin (27/3). Pasukan AS di Suriah bertugas memerangi sisa-sisa kelompok teroris ISIS.

Serangan drone satu arah menghantam pangkalan AS di Suriah pada 23 Maret lalu, menewaskan seorang kontraktor asal Amerika Serikat, melukai beberapa pihak lainnya dan lima tentara AS.

Serangan itu memicu serangan udara pembalasan yang dilancarkan AS dan baku tembak yang menurut kelompok pemantau perang Suriah, menewaskan tiga tentara Suriah, 11 pejuang Suriah pro-pemerintah dan lima pejuang non-Suriah yang bersekutu dengan pemerintah.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, ia tidak mengetahui adanya serangan tambahan dalam 36 jam terakhir, namun memperingatkan, "Kami akan tetap waspada."

Kirby juga merujuk pernyataan Presiden Joe Biden pada Jumat (24/3) yang memperingatkan Iran bahwa AS akan bertindak tegas untuk melindungi warga Amerika.

"Tidak ada perubahan dalam jejak AS di Suriah sebagai akibat dari apa yang terjadi beberapa hari terakhir," kata Kirby sambil menambahkan misi melawan ISIS akan terus berlanjut.

Kementerian Luar Negeri Suriah pada Minggu (26/3) mengutuk serangan AS dan mengatakan, AS berbohong tentang target mereka dan berjanji untuk "mengakhiri pendudukan Amerika" di wilayahnya.

Kementerian Luar Negeri Iran juga mengutuk serangan itu, menuduh pasukan AS menarget "pemukiman sipil". [ps/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG