Amerika Serikat tidak yakin Rusia akan "membuat kemajuan besar teritorial" di Ukraina pada tahun ini, kata kepala intelijen AS Avril Haines kepada anggota Senat pada Rabu (8/3). Ia mengatakan Rusia mungkin mengalami kesulitan mempertahankan serangannya yang telah berlangsung selama setahun itu.
Ia mengatakan kepada Komite Intelijen Senat AS bahwa Rusia "mengalami tingkat korban yang tinggi" dan bahwa jika "tidak segera memulai untuk mengerahkan pasukan wajib dan mendapat pasokan amunisi yang substansial dari pihak ketiga, Rusia akan semakin sulit mempertahankan tingkat serangannya saat ini."
Sebagai bagian dari penilaian luas atas ancaman global terhadap Amerika Serikat, Haines mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "kemungkinan lebih memahami batas kemampuan pencapaian militernya dan sekarang tampaknya berfokus pada tujuan militer yang lebih sederhana."
Ia mengatakan Rusia "mungkin sepenuhnya beralih untuk mempertahankan dan membela wilayah yang mereka duduki saat ini," yang sebagian besar wilayah tersebut terletak di timur Ukraina.
Namun, Haines, direktur intelijen nasional AS, menilai bahwa "Putin kemungkinan besar memperhitungkan waktu yang menguntungkannya dan memperpanjang perang, termasuk dengan potensi jeda dalam pertempuran, mungkin adalah jalur terbaiknya yang tersisa ... meskipun jika itu membutuhkan waktu bertahun-tahun."
Haines bersaksi saat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menuduh invasi Rusia ke Ukraina sebagai pelanggaran hukum internasional saat ia tiba di Kyiv. Guterres akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tentang perpanjangan pengiriman gandum dari Ukraina dan mengamankan pembangkit listrik nuklir Zaporizhzhia. [my/lt]
Forum