Departemen Luar Negeri AS menolak permintaan Rusia untuk menginterogasi beberapa warga negara AS sebagai imbalan mengizinkan seorang penyidik AS menginterogasi 12 warga negara Rusia yang didakwa Jaksa Khusus Robert Mueller karena usaha mereka mengacaukan pemilihan presiden AS 2016.
Di antara warga negara AS yang ingin diinterogasi Rusia adalah seorang mantan dubes AS untuk Rusia. Sementara itu, Gedung Putih tidak menghapus kemungkinan mengizinkan pejabat Rusia menginterogasi sejumlah warga AS.
Sewaktu berlangsung KTT Helsinki antara President AS Donald Trump dan sejawatnya dari Rusia Vladimir Putin, pemimpin Rusia itu menawarkan sebuah kesepakatan. Ia mengatakan, Jaksa khusus AS Robert Mueller boleh datang ke Rusia dan menyelidiki 12 warga negara Rusia yang dikenai dakwaan seandainya Kremlin diperbolehkan menginterogasi 11 warga negara AS yang dicurigai melakukan tindakan-tindakan ilegal di Rusia.
Target utama Moskow adalah investor kelahiran AS Bill Browder yang menurut Kremlin telah melakukan tindakan melanggar hukum di Rusia. Putin mengklaim,Browder dan perusahaannya menangguk keuntungan besar di Rusia tanpa membayar pajak, dan sejumlah keuntungannya dialihkan ke luar negeri berkat bantuan sejumlah pejabat intelijen AS.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, Rabu (18/7) membantah klaim Rusia dan menganggapnya sangat tidak masuk akal.
"Kami terus mendesak pihak berwenang Rusia untuk terus bekerja sama dengan Departemen Kehakiman ASuntuk memburu mereka yang melakukan tindak kejahatan yang dituduhkan Rusia. Orang-orang itu tidak hanya melakukan kejahatan terhadap rakyat Rusia tapi juga terhadap Browder dan perusahaannya, dan lain-lain,” lanjutnya.
Browder telah bersitegang dengan Kremlin selama bertahun-tahun, termasuk karena usahanya untuk menggalang dukungan yang akan menjatuhkan sanksi terhadap orang-orang Rusia yang diduga melakukan pelanggaran HAM.
Namun Gedung Putih tidak menolak tawaran Putin itu, juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, "Ada pembicaraan mengenai hal itu. Namun belum ada komitmen dibuat yang mengatasnamakan Amerika Serikat. Presiden akan membahas itu bersama timnya dan kami akan memberitahu Anda jika ada pengumuman mengenai hal itu.”
Penyelidik Rusia ingin menginterogasi beberapa legislator, pejabat dinas keamanan dan diplomat AS, termasuk mantan Dubes AS untuk Rusia Michael McFaul. McFaul mendesak Gedung Putih untuk menolak apa yang disebutnya permintaan Putin yang tidak masuk akal itu.
Sebelum pertemuan Helsinki berlangsung, McFaul memprihatinkan pendirian Trump terkait Rusia. "Kekhawatiran terbesar saya adalah Presiden Trump menjadi begitu bersahabat dan mengumbar pujian ke Vladimir Puin."
Trump, Rabu (18/7), membantah kritikan itu.
"Belum ada presiden AS yang sekeras saya terhadap Rusia. Yang Anda perlukan hanyalah mengamati data statistik,mengamati apa yang telah kami lakukan, mengamati sanksi-sanksi dan melihat fakta bahwa kita tidak punya dubes di sana.”
Dalam kasus terpisah, seorang warga Rusia yang dituduh melakukan tindakan mata-mata telah ditahan di AS. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, penangkapan hari Minggu itu merupakan usaha untuk merusak keberhasilan KTT Trump-Putin sebelum dilangsungkan. [ab/uh]