Panglima Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Joseph Votel, menuduh Rusia menanam benih instabilitas di Suriah dan seluruh Timur Tengah sebagai bagian dari upaya memperluas pengaruhnya dengan mengabaikan Amerika dan masyarakat internasional.
“Secara diplomatik dan militer Moskow bermain sebagai pembakar dan pemadam kebakaran, mengobarkan ketegangan di antara semua pihak di Suriah” katanya kepada anggota Kongres, Selasa (27/2).
Lebih jauh Jenderal Votel menuduh, Russia kemudian menawarkan jasa menjadi perantara dalam usaha “merongrong dan memperlemah posisi tawar menawar tiap pihak”.
Kecaman itu, meskipun dengan kata-kata yang lebih tajam dari sebelumnya, adalah sesuai dengan peringatan terdahulu oleh para pejabat intelijen Amerika dan Barat yang mengatakan Rusia memandang Suria sebagai peluang untuk menanamkan posisi penting Moskow di pentas dunia.
Kecaman itu juga memuat kekhawatiran yang paling akhir dikemukakan dalam strategi keamanan nasional Amerika yang menyebut Rusia satu kekuatan revisionis dan cenderung merobek tata tertib internasional sekarang.
“Sudah jelas kepentingan Russia di Suria adalah kepentingan Rusia bukan kepentingan masyarakat internasional yang lebih luas. Peranan Rusia saat ini luar biasa mengacau” kata Votel. [al]