Untuk kedua kali, Gedung Putih hari Selasa (9/5) menunda pertemuan penting mengenai apakah Amerika harus mundur dari pakta internasional perubahan iklim Paris yang didukung mantan Presiden Amerika Barack Obama.
Semasa kampanye untuk menjadi presiden, Donald Trump bertekad membatalkan keterlibatan Amerika dalam pakta yang disetujui 196 negara. Tetapi, setelah menjabat, tekadnya goyah.
Menurut pembantu-pembantunya, Trump cenderung memutuskan akan menghormati kesepakatan tahun 2015 itu, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna membatasi pemanasan global, termasuk janji Amerika mengurangi pencemaran dalam 10 tahun mendatang. Keputusan mungkin akan diambil sebelum Trump menuju KTT G7, pertemuan pemimpin negara-negara terdepan di dunia dalam bidang ekonomi pada akhir Mei di Sisilia, Italia.
Amerika adalah pencemar terbesar kedua di dunia, setelah China. Bila Amerika mundur dari kesepakatan itu, dampak global pakta Paris itu akan sangat terbatas. Obama dan Presiden China Xi Jinping berperan penting dalam mencapai pakta Paris tersebut.
Belum ada tanggal baru untuk pertemuan iklim di Gedung Putih itu, karena Trump menghadapi pandangan yang bertentangan di dalam pemerintahannya mengenai masalah tersebut.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, mantan CEO perusahaan minyak raksasa ExxonMobil, mendukung Amerika tetap dalam pakta itu, tetapi Scott Pruitt, ketua Badan Perlindungan Lingkungan Amerika, mengatakan "ini pakta yang buruk bagi Amerika" yang akan menutup sebagian lapangan kerja bagi pekerja Amerika. Trump sendiri pernah menyatakan perubahan iklim adalah bohong yang dilansir China.
Sementara pemerintahan Trump yang baru memutuskan apa yang harus dilakukan, kementerian luar negeri China mengutip Xi, yang mengatakan kepada Presiden Perancis yang baru terpilih, Emmanuel Macron, dalam percakapan telepon bahwa kedua negara "seharusnya melindungi pencapaian pemerintahan global, termasuk Kesepakatan Paris."
Mantan Presiden Obama, yang tampil dalam KTT inovasi makanan di Milan, Italia, mengatakan "semasa menjabat presiden, saya menjadikan perubahan iklim prioritas utama, karena saya percaya bahwa untuk semua tantangan yang kita hadapi, inilah yang akan menentukan bentuk abad ini, mungkin lebih dramatis daripada abad lain." [ka/al]