Gedung Putih, pada Rabu (2/3), mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia dan Belarus terkait invasi di Ukraina.
Sanksi-sanksi yang menyasar pada sektor pertahanan dan perminyakan itu akan “membatasi kemampuan Rusia dan Belarus untuk memperoleh bahan yang diperlukan untuk mendukung agresi militer mereka terhadap Ukraina, dan melancarkan kekuatan yang mengancam stabilitas kawasan, serta memperlemah perdamaian dan keamanan global,” demikian kata Gedung Putih.
Sanksi baru ini juga akan menyasar entitas yang terkait dengan militer Rusia dan Belarus yang memproduksi pesawat tempur, kendaraan infantri, sistem perang elektronik, misil, dan pesawat nirawak militer Rusia.
"AS akan mengambil tindakan yang menuntut pertanggungjawaban Belarus karena memungkinkan invasi yang dilancarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin ke Ukraina, memperlemah sektor pertahanan Rusia, dan kekuatan militernya di tahun-tahun mendatang, menyasarkan sumber kekayaan Rusia yang paling penting, serta melarang semua maskapai penerbangan Rusia memasuki wilayah udara AS,” demikian kata Gedung Putih.
Selain itu, AS dan sekutu-sekutunya berusaha membatasi “ekspor teknologi” dalam industri minyak, dan berharap dapat menurunkan peringkat Rusia sebagai “pemasok energi utama.”
"AS bersama sekutu dan mitra-mitra kami tidak memiliki kepentingan strategis dalam mengurangi pasokan energi global. Itu sebabnya kami menyusun pembayaran energi dari sanksi finansial tersebut,” demikian kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. [jm/mg]