AS telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela, PdVSA, dalam upaya yang meningkat untuk menekan Nicolás Maduro agar menyerahkan kekuasaan kepada Juan Guaido, yang sekarang diakui oleh AS dan sejumlah negara lain sebagai presiden sah negara tersebut.
Di tengah krisis politik di Venezuela, dengan puluhan ribu meminta Nicolás Maduro mundur, AS meningkatkan tekanan pada hari Senin dengan mencekik sumber dana utama pemerintahannya: perusahaan minyak milik negara.
John Bolton, Penasihat Keamanan Nasional AS mengatakan, "Kami akan mengumumkan sanksi terhadap Petroleos de Venezuela, atau PdVSA dalamn akronim Spanyol, monopoli minyak milik negara. Kita terus membeberkan korupsi Maduro dan kroninya, dan tindakan hari ini memastikan mereka tidak bisa lagi menjarah aset rakyat Venezuela."
Bolton menghimbau agar pasukan militer dan keamanan Venezuela menyetujui transfer kekuasaan yang damai, demokratis dan konstitusional kepada presiden sementara Juan Guaido.
Tampaknya merasakan tekanan internasional, Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza menyampaikan tanggapan kepada AS sebelumnya Senin.
"Ingat bahwa Komandan Hugo Chavez mengatakan, dan presiden Maduro mengkonfirmasinya ribuan kali, jika perlu bertemu dengan presiden (Donald) Trump atau jika perlu bertemu dengan iblis agar memiliki hubungan damai dan saling menghormati antara negara kita, kita akan lakukan itu. Tapi saya tidak mengatakan bahwa Trump adalah iblis," kata Arreaza.
Para analis mengatakan sanksi minyak ini dapat memberi pukulan yang menghancurkan bagi Maduro.
Michael Shifter, analis dari Inter-American Dialogue mengatakan, "Ini adalah opsi nuklir. Maksud saya, ini adalah jenis senjata paling ampuh yang dimiliki AS, serupa kekuatan militer, yang siap digunakan."
AS selama ini enggan menjatuhkan sanksi minyak karena kedua negara saling bergantung pada minyak mentah Venezuela selama beberapa dekade.
