Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ia yakin pasar keuangan akan berhasil menahan dampak krisis Libya dan kestabilan pulih, sementara harga minyak dunia yang rawan melonjak lagi hari Kamis.
Obama mengeluarkan tanggapan singkatnya mengenai harga minyak yang naik ketika mengadakan pertemuan dengan dewan daya saing perusahaan yang baru. Menteri Keuangan Timothy Geithner mengatakan negara-negara ekonomi utama di dunia mempunyai cukup besar cadangan minyak yang dapat mereka manfaatkan sekiranya terjadi gangguan produksi minyak dunia.
Badan Energi Internasional, yang menasihati 28 negara pengimpor minyak, mengatakan kerusuhan di Afrika Utara telah memotong 1 persen penawaran minyak harian dunia, atau kira-kira 500 ribu hingga 750 ribu barel. Badan itu mengatakan bahwa kalau kekurangan menjadi terlalu parah, badan itu dapat membuka 1,6 milyar barel persediaan minyak darurat negara-negara anggotanya.
Libya biasanya menghasilkan paling sedikit 1,6 juta barel minyak sehari. Sementara perebutan kekuasaan di negara itu mulai, beberapa perusahaan internasional telah mengurangi dengan tajam atau menutup operasi mereka di Libya. Tiongkok mengatakan salah satu dari sarananya telah diserang.
Harga minyak mentah Brent di bursa London mencapai harga tertinggi yang hampir $ 120 satu barel hari Kamis. Tetapi, harga kemundian turun sedikit setelah Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, memberi jaminan bahwa pihaknya akan meningkatkan produksi guna menutupi pengurangan produksi di Libya. Harga minyak di bursa New York sempat meliwati $ 100 satu barela, lalu turun ke bawah 100 dolar.