Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada Jumat (2/6) bahwa Amerika Serikat (AS) percaya diri pihaknya tidak perlu menggenjot persenjataan nuklirnya sendiri untuk mencegah kekuatan gabungan Rusia, China dan sejumlah negara saingan lainnya.
Dia juga mengatakan AS akan mematuhi pembatasan senjata nuklir sebagaimana diatur dalam perjanjian START Baru sampai berakhir pada 2026 jika Rusia melakukan hal yang sama. Sullivan membuat pernyataan tersebut dalam sebuah pidato di mana dia berusaha membujuk Moskow dan Beijing untuk melakukan pembicaraan terkait pengendalian senjata.
START Baru adalah pakta terakhir yang mengatur mengenai batasan senjata nuklir strategis AS dan Rusia.
"Amerika Serikat tidak perlu meningkatkan kekuatan nuklir kami untuk melebihi jumlah gabungan dari pesaing kita agar berhasil menghalangi mereka," kata Sullivan kepada Arms Control Association, kelompok advokasi pengendalian senjata AS tertua.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Februari mengatakan Moskow menangguhkan partisipasi dalam START Baru.
“Ketika mengklaim untuk menangguhkan START Baru, Rusia juga secara terbuka berkomitmen untuk mematuhi batas-batas pusat perjanjian, yang menunjukkan potensi kesediaan untuk terus membatasi kekuatan nuklir strategis hingga 2026. Kami setuju,” kata Sullivan.
“Bukan kepentingan negara kami untuk memulai persaingan terbuka dalam kekuatan strategis dan kami siap untuk tetap berpegang pada batas pusat selama Rusia melakukannya,” katanya. “Daripada hanya sekadar menunggu menyelesaikan masalah perbedaan bilateral kami, Amerika Serikat siap melibatkan Rusia sekarang untuk mengelola risiko nuklir dan mengembangkan kerangka kontrol senjata pasca-2026." [ah/ft]
Forum