Negara-negara Asia Tenggara dan Uni Eropa sepakat untuk bekerja sama melanjutkan pembicaraan perjanjian perdagangan bebas yang terhenti dan melawan kecenderungan proteksionisme, Jumat (10/3).
Dalam pernyataan bersama, para menteri ekonomi dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan prospek perekonomian global telah membaik.
Tapi mereka menyatakan berhati-hati dengan ketidakpastian yang timbul dari meningkatnya proteksionisme dan kebijakan dalam negeri yang sering menyalahkan perdagangan atas hilangnya lapangan kerja karena otomatisasi dan industrialisasi.
“Kami melihat kecenderungan proteksionisme dan anti-globalisasi di seluruh dunia,” kata Malmstrom kepada wartawan setelah pertemuan menteri ekonomi dari kedua kawasan itu hari Jumat. “Penutupan perbatasan dan pembangunan tembok, menaikkan tarif, yang tidak akan menjadi solusi, tapi akan lebih memperparah masalah. ''
Tantangan bagi para pemimpin itu adalah membuat alasan yang kuat untuk perdagangan bebas yang terbuka dan adil, serta memastikan perdagangan bebas itu efisien, bermanfaat bagi usaha kecil dan meningkatkan investasi dan lapangan kerja.
Negosiasi perjanjian perdagangan bebas Uni Eropa-ASEAN diluncurkan pada tahun 2007 namun dihentikan pada tahun 2009 karena perbedaan ambisi untuk rencana tersebut. Kesenjangan besar antara negara-negara Uni Eropa yang makmur dan negara-negara berkembang di Asia Tenggara juga memperumit pembicaraan. [as/uh]