Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia Olimpiade Tokyo, Rabu (19/5), memulai tiga hari pertemuan virtual mereka.
Pada pertemuan itu, Presiden IOC Thomas Bach menawarkan bantuan medis untuk pesta olahraga yang akan dimulai hanya dalam waktu sembilan pekan lagi.
Ketua Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto telah menerima tawaran Bach itu , sementara sebagian besar Jepang, termasuk Tokyo dan Osaka, berada dalam keadaan darurat. Bach sendiri terpaksa membatalkan perjalanan ke Jepang bulan ini dan menghadiri pertemuan itu secara virtual.
Hanya sekitar satu hingga dua persen dari populasi Jepang yang telah divaksinasi penuh, dan tentangan terhadap penyelenggaraan Olimpiade berada pada tingkat 60-80 persen dalam berbagai jajak pendapat.
Dalam salah satu pernyataan terkuatnya sejauh ini, Asosiasi Praktisi Medis Tokyo yang beranggotakan 6.000 orang menyerukan agar Olimpiade itu dibatalkan. Pernyataan mereka disampaikan dalam surat yang dikirim pekan lalu kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga, Gubernur Tokyo Yuriko Koike, dan Seiko Hashimoto, ketua panitia penyelenggara. Surat itu dipublikasikan di situs web asosiasi itu pekan ini.
“Kami yakin pilihan yang tepat adalah membatalkan acara yang memiliki kemungkinan meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi dan kematian,'' kata surat itu. “Virus disebarkan oleh gerakan orang. Jepang akan memikul tanggung jawab yang berat jika Olimpiade dan Paralimpiade terbukti memperburuk pandemi, dan meningkatkan jumlah mereka yang harus menderita dan meninggal.''
Olimpiade akan dimulai pada 23 Juli, sementara Paralimpiade pada 24 Agustus. Kedua acara itu penting secara finansial bagi IOC, yang memperoleh sekitar 75 persen pendapatannya dari penjualan hak siar televisi dan 18 persen lainnya dari sponsor.
Jepang secara resmi telah menghabiskan 15,4 miliar dolar untuk menyelenggarakan Olimpiade itu, meskipun audit pemerintah menunjukkan angkanya jauh lebih tinggi.
Tidak ada indikasi pesta olahraga itu akan dibatalkan, meskipun tentangannya terus berlanjut dengan berbagai protes jalanan kecil dan petisi-petisi online. Bulan lalu British Medical Journal mengeluarkan pernyataan yang menentang penyelenggaraan Olimpiade itu .
Jepang telah mencatat lebih dari 11.500 kematian akibat COVID-19. Asosiasi Praktisi Medis Tokyo memperingatkan kemungkinan runtuhnya sistem layanan medis Jepang, mengingat penyelenggaraan Olimpiade bersamaan dengan musim panas yang lembab.
Panitia penyelenggara Tokyo mengatakan sekitar 10.000 personel medis akan dibutuhkan selama Olimpiade. Mereka juga meminta 500 perawat tambahan, dan 200 spesialis kedokteran olahraga. Beberapa prefektur di dekat Tokyo mengatakan mereka tidak akan memprioritaskan perawatan atlet Olimpiade. [ab/uh]