Rudi Ardian, salah seorang keluarga pasien yang menjadi korban menuturkan, tidak ada tanda-tanda atap akan ambruk Minggu pagi itu (18/3) ketika ia sedang menunggui salah seorang anggota keluarganya yang dirawat di ruang syaraf RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Kejadian berlangsung sangat cepat ujarnya.
Rudi mengatakan, "Sekitar jam 9-an ya, saya di samping ruangan ya, tiba-tiba ruangan sebelah itu tiba-tiba roboh. Kayaknya gak ada (tanda-tanda), kejadian ini secara tiba-tiba roboh gitu saja."
Kepala Rumah Sakit TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI dr. IDG Nalendra Djaya Iswara mengatakan, hingga kini pihaknya belum dapat menjelaskan penyebab ambruknya atap ruangan di salah satu bagian di RSAL Dr. Ramelan Surabaya, karena masih dalam proses penyelidikan aparat TNI Angkatan Laut. Nalendra membenarkan bahwa sebelumnya ruangan itu telah direnovasi pada bagian atapnya.
"Sekarang kita melaksanakan investigasi. Apa penyebabnya mohon maaf, saya tidak bisa menjelaskan sebelum ada hasil investigasi dari TNI Angkatan Laut. Jadi ini terus terang bangunan kita cukup lama, bangunan empat puluh tahun, lima puluh tahun, tapi kita melaksanakan renovasi, atasnya atapnya kita ganti dari kayu menjadi galvalum, baja ringan, tiga bulan yang lalu," jelasnya.
Nalendra Djaya Iswara menjelaskan, ambruknya atap ruangan mengenai delapan orang yang merupakan pasien serta keluarga yang sedang menjaga. Dari delapan orang yang menjadi korban, enam di antaranya kini dirawat akibat luka-luka tertimpa material atap. Tidak ada korban meninggal dunia dalam peristiwa ini, dan pihak rumah sakit telah melakukan evakuasi serta penanganan terhadap korban sesuai standar pelayanan.
Ia menambahkan, "Di dalam ruangan tempat itu robohnya hanya 8 pasien, dan proses yang ada di foto itu adalah proses evakuasi, memang ada tabung oksigen itu protap (prosedur tetap) sehingga kalau terjadi sesuatu bisa kita tangani. Dan kejadiannya, cepat kita melakukan evakuasi semuanya. Setelah itu seluruh pasien kita taruh ke ruangan-ruangan yang normal, yang ada di ruangan lain, semuanya kita tutupm kita kasipolice line, ruangannya tidak dipakai semua, pasien semuanya kita geser. Korban tadi saya lihat di IGD ada 4, tapi luka ringannya ada 2." [pr/em]