Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, keduanya di Bogor, Jawa Barat, ditargetkan akan selesai akhir 2020, lebih cepat satu tahun dari rencana awal.
Basuki mengatakan, pengerjaan fisik dua bendungan itu sudah selesai setengahnya.
“Tanah sudah 98 persen bebas. Rata-rata fisiknya sudah 50 persen. Mudah-mudahan akhir Desember ini sudah bisa kita fungsikan, sudah selesai,” ujarnya kepada wartawan.
Basuki mengatakan, kedua bendungan dirancang untuk mengurangi debit air ke DKI Jakarta. Caranya dengan menahan aliran air dari hulu di Gunung Gede dan Gunung Pangrango, sebelum masuk ke hilir di Bendung Katulampa dan Sungai Ciliwung.
Bendungan Sukamahi, dengan anggaran 488 miliar APBN, berkapasitas 1,68 juta M³ diharapkan mengurangi debit banjir sebesar 29 M³/detik.
Sementara Bendungan Ciawi, dengan biaya 827 miliar APBN, dirancang berkapasitas 6,45 juta M³ dan mengurangi debit banjir sebesar 160 M³/detik.
Dua Bendungan untuk Banjir Bekasi
Untuk wilayah Bekasi dan Karawang, yang juga terdampak banjir awal tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan Bendungan Cibeet. Saat ini pihaknya sudah mengantongi desain menyeluruh.
“Sekarang kita value engineering. Karena itu butuh 4,4 triliun, jadi saya harus yakin betul bahwa (proyek) itu betul. Kalau sudah betul saya programkan mulai tahun ini,” tambahnya.
Banjir di Bekasi disebabkan oleh pertemuan Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas. Karena itu, Bendungan Cibeet akan mengalirkan air langsung ke muara. Proyek ini ditargetkan bisa terealisasi tahun depan dan rampung selambatnya 2024.
“Saya sudah lapor presiden, mulai tahun ini nanti selesai tender kita mulai (pembangunan) dan dua-tiga tahun akan selesai," jelasnya.
Basuki mengatakan 2020 akan fokus ke wilayah hilir seperti Jakarta, Bekasi, dan Karawang, setelah tahun sebelumnya fokus di wilayah hulu seperti Bogor.
Awal Januari ini, Basuki menyatakan Terowongan Nanjung siap beroperasi untuk mengurangi banjir di Bandung Raya.
Menteri Basuki Gaet Gubernur
Basuki mengikuti rapat rencana teknis preventif banjir di Jawa Barat dengan Gubernur Ridwan Kamil dan sembilan bupati/walikota daerah terdampak, di Bandung, Kamis (16/1) siang.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan pertemuan tersebut menghasilkan rencana aksi dan bagi tugas antara pemda dan pusat.
“Siapa? Siapa ini artinya bisa tingkat kabupaten/provinsi atau pusat. Apa? Apakah bendungan yang dibangun secepatnya, apakah normalisasi, apakah pengerukan dan lain sebagainya,” jelas Emil dalam kesempatan yang sama.
Dia mengatakan, pembangunan itu akan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia 2020 ini.
“Kemudian anggaran juga akan kita hitung. Mana yang ada di anggaran 2020 kita akan kebut, dan tentunya jadwal secepatnya,” terang Emil. [rt/lt]