KRASNAYA POLYANA, RUSIA —
Apa yang awalnya merupakan lelucon - berkompetisi di Olimpiade Sochi mewakili negara tropis dengan bahasa Tetum yang tidak memiliki padanan kata untuk ski - telah menjadi sesuatu yang jauh lebih serius.
Pada Sabtu malam (22/2) mendatang, di atas salju Rusia dan di bawah pancaran sinar lampu, atlet ski Yohan Goncalves Goutt akan menampilkan debut Olimpiadenya pada nomor slalom.
Goutt adalah putra dari ayah orang Perancis dan ibu Timor Leste, dan saat masih kecil mengungsi ke Australia dari Timor Leste.
Ia mulai bermain ski di pegunungan Alpen saat berusia dua tahun. Ketika ia berusia delapan tahun dan berlibur untuk main ski di Perancis, seorang teman keluarga secara berkelakar mengatakan padanya bahwa jika ia terus berlatih, satu hari ia dapat menembus Olimpiade.
"Hal itu terpatri di kepala saya," ujar Goncalves Goutt. "Dan saya ingin mimpi itu jadi kenyataan."
Sekarang pada usia 19, ia bersiap berkompetisi di Sochi, mewakili Timor Leste, tempat ia mendirikan federasi ski. Ia melihat perannya di Rusia ada dua: Sebagai atlet dan duta Timor Leste.
"Saya melakukan sesuatu untuk orang Timor. Saya membantu. Saya menunjukkan bahwa Timor itu ada, dan barangkali ada orang yang ingin berinvestasi di Timor. Jadi itu adalah semacam peran diplomatik yang saya miliki di sini," ujar Goncalves Goutt, Senin, setelah berlatih.
"Saya ingin kembali ke Timor jika dapat sponsor setelah Sochi...untuk membangun pusat-pusat olahraga di sana. Saya yakin dalam sebuah negara yang ingin berkembang, pendidikan memang sangat penting, tapi olahraga juga bisa sangat membantu," ujarnya.
"Sekarang saya yakin banyak orang tahu tentang Timor karena bendera yang ada di upacara pembukaan, mungkin melihat di Google, lalu jadi tahu."
Lahir di Paris dari ayah seorang pengusaha ekspor impor dan ibu yang bekerja penuh waktu untuk membantu anaknya yang atlet ski, Goncalves Goutt memiliki paspor ganda.
"Ketika saya berusia 10 tahun, saya mengatakan pada ibu bahwa saya ingin mewakili Timor dalam Olimpiade Musim Dingin. Ibu mendukung saya dan kami menciptakan federasi ski. Perlu waktu lama, sekitar lima tahun," ujarnya.
Untuk bisa sampai ke Sochi, ia harus menggalang dana US$75.000 dari teman dan keluarga.
Goncalves Goutt bisa saja mewakili Australia, karena juga memiliki paspornya, dan ia lancar berbahasa Portugis, Perancis dan Inggris, tapi ia tidak ragu mengenai negara mana yang ingin ia wakili.
Ia kembali ke Timor setiap tahun, tinggal sebulan bersama keluarga, dan mulai dikenali masyarakat. Olahraga ski mungkin bukan opsi untuk dikembangkan di Timor, sehingga ia berpikir ingin mendirikan pusat-pusat sepakbola dan olahraga ketahanan seperti bersepeda dan lari jarak jauh.
Ia ingin memproyeksikan citra yang positif mengenai Timor Leste.
"Jika Anda mengetik Timor Leste di Google, yang keluar adalah perang dan semua hal yang buruk," ujarnya. "Kita tidak dapat melupakannya namun kita harus maju untuk masa depan yang lebih baik. Saya harap olahraga akan menjadi bagian daripadanya." (AP/Reuters)
Pada Sabtu malam (22/2) mendatang, di atas salju Rusia dan di bawah pancaran sinar lampu, atlet ski Yohan Goncalves Goutt akan menampilkan debut Olimpiadenya pada nomor slalom.
Goutt adalah putra dari ayah orang Perancis dan ibu Timor Leste, dan saat masih kecil mengungsi ke Australia dari Timor Leste.
Ia mulai bermain ski di pegunungan Alpen saat berusia dua tahun. Ketika ia berusia delapan tahun dan berlibur untuk main ski di Perancis, seorang teman keluarga secara berkelakar mengatakan padanya bahwa jika ia terus berlatih, satu hari ia dapat menembus Olimpiade.
"Hal itu terpatri di kepala saya," ujar Goncalves Goutt. "Dan saya ingin mimpi itu jadi kenyataan."
Sekarang pada usia 19, ia bersiap berkompetisi di Sochi, mewakili Timor Leste, tempat ia mendirikan federasi ski. Ia melihat perannya di Rusia ada dua: Sebagai atlet dan duta Timor Leste.
"Saya melakukan sesuatu untuk orang Timor. Saya membantu. Saya menunjukkan bahwa Timor itu ada, dan barangkali ada orang yang ingin berinvestasi di Timor. Jadi itu adalah semacam peran diplomatik yang saya miliki di sini," ujar Goncalves Goutt, Senin, setelah berlatih.
"Saya ingin kembali ke Timor jika dapat sponsor setelah Sochi...untuk membangun pusat-pusat olahraga di sana. Saya yakin dalam sebuah negara yang ingin berkembang, pendidikan memang sangat penting, tapi olahraga juga bisa sangat membantu," ujarnya.
"Sekarang saya yakin banyak orang tahu tentang Timor karena bendera yang ada di upacara pembukaan, mungkin melihat di Google, lalu jadi tahu."
Lahir di Paris dari ayah seorang pengusaha ekspor impor dan ibu yang bekerja penuh waktu untuk membantu anaknya yang atlet ski, Goncalves Goutt memiliki paspor ganda.
"Ketika saya berusia 10 tahun, saya mengatakan pada ibu bahwa saya ingin mewakili Timor dalam Olimpiade Musim Dingin. Ibu mendukung saya dan kami menciptakan federasi ski. Perlu waktu lama, sekitar lima tahun," ujarnya.
Untuk bisa sampai ke Sochi, ia harus menggalang dana US$75.000 dari teman dan keluarga.
Goncalves Goutt bisa saja mewakili Australia, karena juga memiliki paspornya, dan ia lancar berbahasa Portugis, Perancis dan Inggris, tapi ia tidak ragu mengenai negara mana yang ingin ia wakili.
Ia kembali ke Timor setiap tahun, tinggal sebulan bersama keluarga, dan mulai dikenali masyarakat. Olahraga ski mungkin bukan opsi untuk dikembangkan di Timor, sehingga ia berpikir ingin mendirikan pusat-pusat sepakbola dan olahraga ketahanan seperti bersepeda dan lari jarak jauh.
Ia ingin memproyeksikan citra yang positif mengenai Timor Leste.
"Jika Anda mengetik Timor Leste di Google, yang keluar adalah perang dan semua hal yang buruk," ujarnya. "Kita tidak dapat melupakannya namun kita harus maju untuk masa depan yang lebih baik. Saya harap olahraga akan menjadi bagian daripadanya." (AP/Reuters)