Iklan-iklan obat di televisi yang selama ini menunjukkan pasien sedang mendaki gunung, bersepeda, atau menikmati hari di pantai, akan segera memiliki tampilan yang berbeda.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat(FDA) akan memberlakukan aturan baru yang mengharuskan produsen obat untuk mengiklankan obat secara lebih jelas dan lebih langsung, termasuk dalam menjelaskan risiko dan efek samping obat.
FDA telah menghabiskan waktu lebih dari 15 tahun untuk penyusun pedoman baru, yang dirancang untuk menyudahi praktik industri yang menganggap remeh informasi tentang risiko dan efek samping obat. Atau bahkan sengaja mengalihkan perhatian konsumen tentang hal tersebut.
Banyak perusahaan telah mengadopsi peraturan yang akan efektif mulai berlaku pada 20 November mendatang.
Ironisnya ketika FDA sedang menyusun pedoman baru itu, muncul sebuah tren baru di mana ribuan influencer di dunia farmasi mengiklankan obat di dunia maya, yang pengawasannya lebih longgar.
Untuk itu Kongres juga akan mengeluarkan rancangan undang-undang baru yang akan memaksa FDA mengawasi iklan obat di media sosial secara lebih agresif.
Tony Cox, professor emeritus pemasaran di Indiana University, mengatakan “sebagian orang menjadi sangat terikat dengan influencer media sosial dan menganggap mereka memiliki kredibilitas, yang dalam beberapa kasus malah tidak pantas mereka dapatkan.”
Televisi tetap menjadi media iklan utama bagi industri farmasi, di mana pada tahun 2023 lalu lebih dari $4 miliar dihabiskan untuk biaya iklan di televisi. iSpot.tv yang melacak iklan di televisi melaporkan obat-obatan blockbuster – seperti obat penurun berat badan Wegovy – menguasai layar kaca.
Bahasa lebih sederhana
Aturan baru yang dikeluarkan FDA itu mencakup televisi dan radio. Aturan itu menginstruksikan produsen obat untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan ramah konsumen ketika mendeskripsikan obat mereka, tanpa jargon medis, efek visual atau audio yang mengganggu.
Undang-undang serupa tahun 2007 mengarahkan FDA untuk memastikan bahwa informasi risiko obat muncul “dengan jelas, mencolok dan netral.”
FDA selalu mengharuskan iklan memberikan gambaran yang seimbang mengenai manfaat dan risiko, sebuah persyaratan yang memunculkan daftar efek samping yang panjang dan kerap diparodikan di acara seperti “Saturday Night Live.”
Namun pada awal tahun 2000-an, para peneliti mulai menunjukkan bagaimana perusahaan obat memanipulasi gambar dan audio untuk tidak menekankan informasi keselamatan.
Dalam salah satu contoh, seorang profesor di Duke University menemukan bagaimana iklan obat alergi Nasonex, yang menampilkan suara lebah berdengung oleh Antonio Banderas, mengalihkan perhatian pemirsa untuk mendengarkan informasi efek samping. Hal ini membuat konsumen lebih sulit mengingat efek samping obat tersebut.
Taktik terang-terangan seperti itu sebagian besar telah hilang dari iklan obat-obatan di televisi.
Direktur Laboratorium Kognisi Medis di Duke University dan penulis kajian iklan Nasonex, Ruth Day, mengatakan “secara umum, iklan obat kini menjadi lebih lengkap dan transparan.”
Ia juga menilai aturan baru ini merupakan “langkah maju yang signifikan,” meskipun persyaratan tertentu juga dapat membuka pintu bagi cara-cara baru untuk meremehkan risiko.
Informasi berlebihan
Salah satu rincian aturan baru FDA itu adalah menginstruksikan perusahaan untuk menampilkan teks di layar tentang efek samping saat informasi audio diputar. Kajian FDA tahun 2011 menemukan bahwa menggabungkan teks dengan audio meningkatkan daya ingat dan pemahaman.
Namun FDA menyerahkan kepada perusahaan untuk memutuskan apakah akan menampilkan beberapa kata kunci atau transkrip lengkap.
“Seringkali Anda tidak bisa menampilkan semua itu di layar dan mengharapkan orang membaca dan memahaminya,” kata Day. “Jika Anda ingin menyembunyikan atau mengurangi kemungkinan orang mengingat informasi risiko, itulah cara yang bisa dilakukan.”
Pemirsa televisi cenderung mengabaikan daftar panjang peringatan dan informasi lainnya. Namun para pakar yang bekerja dengan perusahaan obat tidak berharap daftar tersebut akan hilang. Meskipun pedoman tersebut menjelaskan bagaimana informasi harus disajikan, perusahaan tetap menentukan isinya.
“Jika Anda adalah sebuah perusahaan dan Anda khawatir tentang kemungkinan penegakan aturan baru FDA atau tanggung jawab produk dan litigasi lainnya, semua insentif Anda adalah untuk mengatakan lebih banyak, bukan lebih sedikit,” kata Torrey Cope, seorang pengacara makanan dan obat-obatan yang memberikan nasihat kepada perusahaan.
Para pakar juga mengatakan aturan baru ini hanya akan berdampak kecil pada keseluruhan warna dan tampilan iklan.
“Elemen paling menonjol dari iklan ini adalah visualnya, dan semuanya positif,” kata Cox. “Bahkan jika pesan risikonya adalah, misalnya, serangan jantung mendadak, pesan tersebut tetap menunjukkan seseorang menyelam ke dalam kolam renang.” [em/jm]
Forum