Teknologi dengan realitas tertambah (Augmented technology) atau teknologi yang memadukan dunia maya dan dunia nyata pada waktu bersamaan (real time) sudah ada selama beberapa tahun ini. Tanyakan saja pada mereka yang pernah memainkan Pokemon Go di telpon seluler. Tetapi di sebuah universitas di London, teknologi ini memasuki babak baru.
Bidan membawa kehidupan baru di dunia, dan beberapa mahasiswa kebidanan di Middlesex University, London belajar menggunakan cara baru untuk membantu proses melahirkan.
“Jadi ini adalah saat Anda berbicara dengan ibu yang akan melahirkan dan mengatakan, dorong, dorong, dorong,” ujar Sarah Chitongo.
Sarah Chitongo, dosen di kelas teknologi canggih ini. Mahasiswa-mahasiswanya menggunakan kacamata yang dilengkapi dengan “augmented reality” atau AR sehingga dapat berlatih dalam simulasi proses kelahiran.
“Teknologi ini membuat Anda dapat melihat gambar-gambar visual anatomi sesungguhnya yang ada dalam tubuh yang normal, dan Anda dapat masuk ke dalamnya, menelusuri dan memiliki pandangan ke dalam organ tubuh tersebut,” tambah Sarah.
AR adalah sebuah sistem digital yang diterapkan ke sesuatu yang nyata. Dalam hal ini kehamilan manekin, atau boneka seukuran manusia.
Seorang dosen lainnya di Middlesex University Darron Hazelby mengatakan, “Hal ini sebenarnya memungkinkan Anda belajar dengan menggunakan lebih banyak visual dibanding kertas atau dokumen semata. Hal ini memberi mahasiswa lebih banyak pengalaman praktis, benar-benar dapat bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar obyeknya.”
Latihan membantu mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi masalah dalam proses kelahiran, termasuk menangani komplikasi karena kecenderungan genetik.
Kembali Sarah Chitongo. “Kita tahu bahwa perempuan berkulit hitam dan perempuan Asia memiliki lebih banyak risiko kardiovaskular dan diabetes. Namun hal itu tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggal karena alasan-alasan itu, dan ada solusi yang dapat diberikan teknologi ini dalam menangani populasi yang sangat rentan ini,” lanjut Sarah.
Kedua dosen itu mengatakan mahasiswa yang terpapar AR menjadikan mereka lebih nyaman menggunakan teknologi ini di dalam kelas.
“Ini tentang bagaimana memberi kemampuan untuk terlibat pada perangkat dan hal-hal yang telah biasa mereka gunakan, tetapi dalam ruang belajar yang serius, sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hal tersebut," ungkapnya.
Sarah menambahkan, dibutuhkan hampir 10 tahun untuk belajar bidang kebidanan sebelum dapat melihat proses kelahiran. Dengan teknologi “augmented reality,” ujar Sarah, mahasiswa dapat mengelola dengan lebih baik apa yang terjadi di dunia nyata dan bahkan mungkin menyelamatkan kehidupan. (em/jm)