Australia sedang bersiap-siap untuk mengevakuasi lebih dari 200 warganya dari kapal pesiar "Diamond Princess" yang dilanda wabah virus korona. Kapal dengan sekitar 3.700 penumpang dan awak itu telah dikarantinakan di Yokohama, Jepang, sejak 3 Februari lalu.
Lebih dari 450 penderita virus korona COVID-19 yang sudah dikukuhkan di kapal tersebut, beberapa di antaranya adalah warga Australia. Ini adalah satu kumpulan penderita virus korona yang terbesar di luar China.
Para penumpang Australia harus memutuskan hari Selasa (18/2) apakah mereka akan menerima tawaran pemerintah mereka untuk dievakuasi dari Jepang. Mereka juga akan menjalani isolasi selama 14 hari, selain waktu yang telah mereka lewatkan di "Diamond Princess".
Dalam rekaman pesan kepada para penumpang, pejabat kesehatan tertinggi Australia, Brendan Murphy, mengatakan langkah-langkah tersebut sangat esensial. “Ada bukti penularan lebih lanjut yang terus berlangsung di kapal, pada awak dan sejumlah penumpang. Meskipun kami kira Anda telah dikarantina dengan baik, ada ketidakpastian mengenai apakah sebagian dari Anda akan tertular virus, dan jika Anda kembali ke Australia, Anda mungkin akan menulari keluarga atau anggota masyarakat lainnya,” ujarnya.
Dua pesawat yang membawa ratusan warga AS dari kapal pesiar di Jepang telah tiba di AS, dan mereka akan menjalani karantina selama 14 hari. Namun, sebagian pelancong Amerika menolak dievakuasi, memilih untuk menunggu hingga karantina resmi di kapal itu berakhir pada 19 Februari. [uh/ab]