Para pekerja yang tidak terdaftar secara sah adalah tenaga kerja yang tidak terlihat di Australia, mulai dari pekerja kebersihan hingga perhotelan dan pertanian. Dari sekitar 100.000 pekerja undocumented ini, sekitar dua pertiganya bekerja di pertanian. Tanpa visa kerja yang sah, mereka bekerja secara ilegal.
Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan mereka "bukan warga negara yang melanggar hukum". Tetapi petani, serikat pekerja dan beberapa politisi sekarang menyerukan amnesti untuk memungkinkan pekerja yang tidak terdaftar secara sah itu mendapat visa kerja.
Pemerintah federal telah menjanjikan vaksin untuk semua orang di Australia, terlepas dari status visa mereka, termasuk pencari suaka yang sedang menunggu hasil klaim pengungsi. Tetapi ada kekhawatiran para pekerja ini tidak memanfaatkan kesempatan itu karena takut dideportasi.
Dr Joanna Howe, dosen senior di Universitas Adelaide, mengatakan masalah ini perlu ditangani.
“Tentu pemerintah mungkin berasumsi ada risiko kesehatan masyarakat, bahwa mereka sudah secara luas memvaksinasi masyarakat Australia, namun kemudian ada kantong-kantong ini yang luput dari vaksinasi karena mereka merasa tidak diuntungkan jika melakukannya. Faktanya, mereka sangat takut mengakses vaksin," jelasnya.
Otoritas Australia akan segera meminta penerima vaksin untuk memberitahukan tempat kelahiran dan bahasa yang mereka gunakan. Data tersebut akan membantu menunjukkan kepada pemerintah jika komunitas minoritas tertentu menghindari vaksinasi.
Setelah awal vaksinasi yang lamban, pejabat kesehatan bersikeras bahwa lebih dari 500.000 vaksinasi dalam seminggu akan segera diberikan di Australia. Program inokulasi massal dengan vaksin buatan Pfizer-BioNTech dimulai bulan lalu .
Produksi domestik vaksin AstraZeneca diharapkan akan menyediakan satu juta dosis setiap minggu di Australia pada akhir bulan.
New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, sudah 50 hari berturut-turut tidak mencatat kasus lokal COVID-19.
Australia telah mencatat 29.000 infeksi virus corona sejak pandemi dimulai. Departemen Kesehatan mengatakan 909 orang telah meninggal akibat COVID-19. [my/jm]