Australia telah mengukuhkan bahwa Presiden Amerika Donald Trump meminta Perdana Menteri Scott Morrison untuk membantu penyelidikan asal-usul laporan Mueller. Permintaan untuk membantu penyelidikan yang dipimpin oleh Jaksa Agung William Barr itu menurut berbagai laporan disampaikan tidak lama sebelum kunjungan Morrison ke Amerika Serikat minggu lalu.
Australia mengatakan akan menggunakan “upaya terbaik” untuk bekerja sama dengan penyelidikan yang dilakukan oleh Departemen Kehakiman Amerika terhadap Robert Mueller. Penyelidikan Mueller atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 sebagian didorong oleh mantan menteri luar negeri dan diplomat Australia, Alexander Downer.
Downer melaporkan bahwa anggota tim kampanye Donald Trump, George Papadopoulos, mengetahui upaya Rusia untuk mendiskreditkan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton, kandidat Demokrat dalam pemilihan presiden Amerika 2016.
Downer mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa ia tidak punya apa-apa lagi untuk ditambahkan ke dalam pelaporan percakapan itu pada bulan Mei 2016.
“Masalahnya bukan hanya saya tidak ingin terus menerus mengulangi pernyataan saya sendiri, tetapi saya tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan tentang hal itu. Maksud saya, saya berbicara dengan orang ini dan meneruskan isi pembicaraan, atau salah satu unsur dari percakapan itu kepada rakyat Amerika. Maksud saya, tidak ada yang lebih dari itu. Saya tidak bisa lagi memberi Anda informasi dan saya tidak tahu apa pun tentang percakapan yang dilakukan oleh Scott Morrison dengan orang-orang Amerika, termasuk dengan Presiden Trump," kata Downer.
Papadopoulos membantah pernah mendiskusikan detail seperti itu. Dia menjalani hukuman penjara singkat tahun lalu setelah berbohong kepada FBI tentang pertemuan yang dilakukannya dengan orang-orang yang berperan sebagai perantara untuk Rusia.
Dilaporkan bahwa pejabat-pejabat Australia telah diminta oleh pemerintahan Trump untuk menemukan bukti yang mendiskreditkan penyelidikan Mueller.
Penyelidikan atas kemungkinan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 itu membuat marah Presiden Trump, dan dia menjulukinya sebagai “penyelidikan yang mengada-ada.” Pada bulan Mei, Trump mengatakan Jaksa Agung Amerika William Barr akan menyelidiki bagaimana penyelidikan Mueller dimulai. Penyelidikan FBI tidak menetapkan bahwa kampanye Trump secara kriminal berkonspirasi dengan Rusia untuk mempengaruhi pemilu 2016, meskipun hal itu tidak membebaskan Presiden Trump dari tuduhan tentang kemungkinan adanya kolusi.
Di Canberra, para politisi oposisi kini ingin tahu apakah Australia digunakan oleh Presiden Trump untuk menghina para pengkritiknya.
Perdana Menteri Scott Morrison adalah salah seorang sekutu internasional terdekat Presiden Trump, dan diundang ke acara jamuan kenegaraan di Gedung Putih minggu lalu.
Sementara itu, di Washington, Fraksi Demokrat di DPR telah mengeluarkan surat panggilan kepada Rudy Giuliani, pengacara pribadi Presiden Trump terkait interaksinya dengan pejabat-pejabat Ukraina, selagi mereka menyiapkan apa yang dikenal sebagai “artikel pemakzulan,” atau tuduhan-tuduhan terhadap presiden.
Upaya pemakzulan yang dimotori oleh Fraksi Demokrat kini terus bergulir. Jika DPR memutuskan untuk memakzulkan presiden, Senat akan menjadi penentu nasib pemakzulan itu dengan pemungutan suara. Sesuai konstitusi, untuk memecat presiden dari jabatannya diperlukan sedikitnya dua per tiga dari 100 anggota Senat, atau 67 suara, dan untuk masa jabatan sekarang angka itu termasuk 22 Senator Republik. [lt/ab]