Tautan-tautan Akses

Awasi Konten, Twitter akan Gunakan Sumber Komunitas Daring


Bayangan orang-orang menggunakan ponsel dengan latar logo Twitter dalam foto ilustrasi, 27 September 2013. (Foto: Reuters)
Bayangan orang-orang menggunakan ponsel dengan latar logo Twitter dalam foto ilustrasi, 27 September 2013. (Foto: Reuters)

Twitter, Senin (25/1), meluncurkan alat baru sebagai prakarsa untuk memerangi informasi yang tidak benar.

Alat yang melibatkan pihak-pihak luas yang disebut Birdwatch itu ditujukan untuk meminta pengguna Twitter lain memeriksa cuitan yang menurut mereka berisi informasi yang salah.

Menurut pesan yang dipasang di blog Twitter, alih-alih menghapus cuitan yang menyinggung atau Twitter memasang label peringatan (warning), pengguna akan bisa menambahkan catatan pada cuitan tersebut dengan "memberikan konteks informatif."

Untuk saat ini, catatan tambahan tidak akan terlihat untuk semua pengguna, karena program ini adalah proyek percontohan dengan jumlah sukarelawan AS yang terbatas. Perusahaan tersebut pada akhirnya ingin catatan tersebut bisa dilihat semua orang.

"Kami yakin pendekatan ini berpotensi untuk merespons dengan cepat ketika informasi yang menyesatkan menyebar, menambahkan kontak yang dipercaya orang dan dianggap berharga," tulis Twitter.

Langkah tersebut dilakukan ketika perusahaan media sosial itu menghadapi peningkatan tekanan dari orang-orang yang mengatakan platform itu menyebarkan informasi yang salah, dan terlalu menyensor.

Pendekatan Twitter berbeda dengan Facebook, yang menggunakan tim pemeriksa fakta pihak ketiga.

“Kita memahami ada sejumlah tantangan dalam membangun sistem berbasis komunitas seperti ini - dari membuatnya kebal dari upaya manipulasi hingga memastikan sistem ini tidak didominasi oleh mayoritas sederhana atau opini yang bias berdasarkan distribusi kontributornya. Kita akan memusatkan perhatian pada hal-hal ini selama uji coba," kata Twitter. (my/pp)

XS
SM
MD
LG