Badan penerbangan federal AS (FAA) meluncurkan sebuah penyelidikan resmi terhadap pesawat Boeing 737 Max 9 setelah sebuah panel kabin terlepas dalam penerbangan Alaska Airlines pada minggu lalu, kata pihak regulator pada Kamis (11/1). Insiden tersebut memaksa sebuah pendaratan darurat.
FAA melarang terbang 171 pesawat jet Boeing yang memiliki panel yang sama setelah insiden itu. Kebanyakan pesawat tersebut dioperasikan oleh Alaska Airlines dan United Airlines.
Tidak jelas kapan pesawat-pesawat tersebut akan diizinkan terbang kembali, dan insiden itu merupakan yang terbaru dalam rangkaian kejadian yang mengguncangkan kepercayaan terhadap produsen pesawat itu.
FAA mengatakan insiden Max 9 Alaska Airlines “seharusnya tidak boleh terjadi dan tidak boleh terulang.” FAA memberitahu Boeing perihal penyelidikan itu dalam sebuah surat pada Rabu (10/1) untuk “menentukan apakah Boeing gagal memastikan produknya memenuhi rancangan yang sudah disetujui dan berada dalam kondisi aman untuk dioperasikan dan mematuhi regulasi FAA.”
“Kami akan bekerja sama sepenuhnya dan secara transparan dengan FAA dan NTSB sewaktu mereka melakukan penyelidikan,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.
Boeing tidak menanggapi permintaan komentar. Nilai saham Boeing turun 1,2% pada Kamis (11/1).
Baik maskapai Alaska maupun United mengatakan pada Senin (8/1) bahwa pihaknya telah menemukan bagian yang longgar pada sejumlah pesawat dalam pemeriksaan awal. Hal itu meningkatkan kekhawatiran mengenai bagaimana tipe pesawat jet Boeing terlaris itu dibuat. Kedua maskapai telah membatalkan sejumlah penerbangan akibat dari pelarangan tersebut.
Boeing pada Selasa (9/1) mengatakan pada stafnya bahwa penemuan tersebut merupakan “urusan kontrol kualitas” dan sejumlah pemeriksaan tengah dilakukan di pabrik Boeing dan perusahaan pemasok, Spirit AeroSystems SPR.N, lapor Reuters. [jm/ka]
Forum