Cabang olahraga badminton di Olimpiade Rio akan mencoba menghapus beragam skandal dan beradaptasi dengan perubahan aturan yang oleh banyak pihak dianggap sebagai upaya untuk mengekang dominasi China.
Badminton telah diguncang skandal pada beberapa tahun terakhir dan berharap Olimpiade Rio adalah kesempatan untuk melangkah maju.
Pada Olimpiade 2012 di London, dua tim ganda putri Korea Selatan, satu tim China dan satu tim Indonesia didiskualifikasi karena mencoba kalah dalam pertandingan-pertandingan awal agar mereka mendapat lawan yang lebih baik pada babak penyisihan.
Dua atlet dari tim Korea tersebut, Kim Ha-na dan Jeong Kyung-eun, masuk dalam tim ke Rio. "Waktu telah berlalu dan saya telah melangkah maju dan menjadi dewasa," ujar Kim baru-baru ini. "Meskipun masih ada memori buruk, saya tidak akan pernah membuat kesalahan yang sama."
Pemain tunggal putra nomor satu saat ini, Lee Chong Wei dari Malaysia, sedang menjalani skors delapan bulan karena doping. Sementara itu, skandal judi telah menghambat peluang tim putra Jepang yang baru-baru ini menjadi lebih baik.
Kento Momota, bintang muda yang ada di posisi nomor dua dunia, diskors dari Olimpiade setelah mengaku berjudi di kasino ilegal di Jepang.
Akhir Dominasi China
China memenangkan medali emas pada lima kompetisi badminton tahun 2012, dan banyak pemain top China akan menjadi kandidat kuat pemenang.
Namun kompetisi di Rio kemungkinan besar akan lebih terbuka setelah aturan baru yang membatasi negara-negara untuk memasukkan dua pemain tunggal pada setiap acara. Setiap negara sebelumnya dapat memasukkan tiga orang, yang menguntungkan China sebagai negara dengan banyak atlet berbakat.
Namun tanpa perubahan pun, negara-negara lain mulai menyusul ketinggalannya. Pemain nomor satu tunggal putra dan putri saat ini bukan dari China, yaitu Lee Chong Wei dari Malaysia dan Carolina Marin dari Spanyol, meskipun nomor dua dan tiga di masing-masing kategori adalah pemain China.
Arena
Brazil bukanlah negara dengan kekuatan badminton, dan ada kekhawatiran mengenai dukungan penggemar dan susunan arena.
Lin Dan, yang terbiasa dengan penonton yang memujanya dan arena badminton yang khusus, mengatakan bahwa lapangan di Brazil berukuran kecil setelah mencobanya tahun lalu.
Aliran dan arus udara juga menjadi kekhawatiran dalam permainan badminton kelas dunia di tempat yang tidak terbiasa menyelenggarakan pertandingan.
Aliran udara dapat memainkan peran besar dalam permainan karena bisa mengubah arah dan kecepatan kok yang hanya berbobot 5 gram. Biang keladinya termasuk AC dan buka tutup jendela dan pintu. [hd/dw]