Tautan-tautan Akses

Bahas Korut, China Jadi Tuan Rumah Pertemuan Korsel-Jepang


PM China Li Keqiang (tengah), Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kiri) dan PM Jepang Shinzo Abe (kanna) dalam konferensi pers di Chengdu, China (24/12).
PM China Li Keqiang (tengah), Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kiri) dan PM Jepang Shinzo Abe (kanna) dalam konferensi pers di Chengdu, China (24/12).

China menyelenggarakan pertemuan puncak dengan Korea Selatan dan Jepang, Selasa (24/12), yang bertujuan untuk menggalang front persatuan untuk menghadapi sikap bermusuhan Korea Utara.

Perdana Menteri Li Keqiang menyambut Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Chengdu, kota di bagian barat daya, dua hari menjelang apa yang disebut “hadiah Natal” dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Kim menuntut ada konsesi baru dari AS sebelum akhir tahun ini sebagai imbalan bagi dimulainya perundingan yang macet, yang bertujuan untuk membuat Korea Utara meninggalkan program nuklirnya.

Dalam pidato pembukaannya, Presiden Moon mengatakan meningkatnya ketegangan “sama sekali tidak menguntungkan bagi negara kita maupun Korea Utara.”

Pertemuan trilateral itu juga diadakan di tengah-tengah meningkatnya perselisihan antara Seoul dan Tokyo terkait putusan pengadilan Korea Selatan baru-baru ini yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang agar memberi ganti rugi kepada warga Korea yang dipaksa bekerja di pabrik-pabrik Jepang semasa Perang Dunia II.

Korea Selatan masih berduka atas pemerintahan militer Jepang yang kejam di Semenanjung Korea pada tahun 1910 hingga 1945, sewaktu Jepang menyerah kepada tentara Sekutu untuk mengakhiri perang. Ratusan ribu orang Korea menjadi sasaran kekejaman semasa pendudukan, termasuk apa yang disebut “perempuan penghibur” yang dipaksa menjadi budak seks di rumah-rumah bordil militer Jepang.

Tokyo menyatakan isu ganti rugi itu diselesaikan dengan perjanjian tahun 1965 yang menormalisasi hubungan bilateral antara kedua negara. Tokyo telah mengeluh karena pemerintah Korea Selatan yang berikutnya belum menerima permintaan maaf lebih jauh dan upaya menebus kesalahan dari Jepang.

Perselisihan itu telah menyebar hingga ke hubungan perdagangan bilateral, dengan kedua negara saling mengeluarkan pihak lain dari daftar negara-negara yang menikmati restriksi perdagangan minimal. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG