Tautan-tautan Akses

Bahrain Berencana Bebaskan Lebih Banyak Tahanan Politik


Seorang pria dipeluk oleh seorang wanita berpelukan di Manama pada tanggal 5 September 2024, saat sejumlah tahanan politik dibebaskan dari penjara terkenal Bahrain setelah mendapat pengampunan oleh kerajaan.
Seorang pria dipeluk oleh seorang wanita berpelukan di Manama pada tanggal 5 September 2024, saat sejumlah tahanan politik dibebaskan dari penjara terkenal Bahrain setelah mendapat pengampunan oleh kerajaan.

Menteri Dalam Negeri Bahrain pada Senin (23/9) mengumumkan perubahan hukuman bagi ratusan tahanan di monarki Teluk itu. Sejumlah aktivis mengatakan, langkah ini seharusnya bisa membuat bebasnya sejumlah tahanan politik.

Pihak berwenang telah memberikan lampu hijau untuk “penggantian hukuman tahanan dengan hukuman alternatif lain,” bagi 340 tahanan, kata kementerian, dengan 99 tahanan lebih lanjut diizinkan menerima pengaturan yang lebih lunak dalam hal penahanan, di bawah “program penjara terbuka” Bahrain.

Intitut untuk HAM dan Demokrasi Bahrain (BIRD) mengatakan, dengan perubahan ini “340 tahanan di penjara Jau akan berubah hukuman penjaranya, yang berarti bahwa mereka akan dibebaskan,” merujuk pada penjara di bagian selatan negara pulau itu.

Kelompok yang berbasis di Inggris ini juga mengatakan, sementara siapa saja yang akan bebas masih belum jelas, mereka sudah “memperkirakan bahwa setidaknya 100 tahanan politik akan masuk di dalamnya, menyisakan sekitar 300 tahanan politik yang masih dipenjara di negara tersebut.”

Bahrain mengelak telah menahan tahanan politik, meskipun para pembangkang telah ditahan sejak protes Musim Semi Arab yang dipimpin kelompok Syiah pada 2011 telah ditindak oleh pihak berwenang dengan dukungan pasukan Arab Saudi.

Sejumlah tahanan telah dibebaskan bulan ini setelah pengampunan raja kepada sekitar 457 tahanan, menurut BIRD.

Langkah ini dilakukan lima bulan setelah pengampunan kepada lebih dari 1.500 tahanan, yang terbesar dalam beberapa tahun.

“Ini merupakan langkah lanjutan menuju arah yang benar untuk mengakhiri era penahanan politik di Bahrain,” kata Sayed Alwadei, kepala advokasi BIRD.

“Kami mendesak pembebasan secepatnya bagi semua tahanan politik yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk tokoh pembela HAM dan aktivis oposisi dan mereka yang menghadapi hukuman mati,” tambah dia.

BIRD dan 28 organisasi lain, termasuk Human Rights Watch, telah mengirimkan surat pada Senin kepada negara-negara anggota Majelis Umum PBB yang bertemu pekan ini di New York, mendesak mereka untuk mengangkat isu HAM di Bahrain.

Pada Agustus, 3 pelapor PBB mendesak Bahrain untuk mengambil langkah-langkah segera, untuk memastikan hak para tahanan di prnjara Jau, menunjuk pada dugaan perlakuan buruk kepada mereka. [ns/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG