Kecaman itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Mali, Senin (27/2) di sela sidang tahunan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mencuit di Twitter bahwa Maliki menyampaikan apresiasi atas konsistensi Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih kepada VOA, Selasa (28/2), mengatakan kecaman keras yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu menunjukkan perhatian serius Indonesia pada isu Palestina.
"Indonesia akan terus membantu perjuangan rakyat Palestina di berbagai forum dan dengan berbagai cara yang dimungkinkan untuk memberdayakan rakyat Palestina dalam menghadapi tekanan dan ancaman dari pihak pemerintah pendudukan Israel," kata Bagus.
Indonesia, tambahnya, sudah mengambil langkah konkret dalam membantu rakyat Palestina. Dia mencontohkan bantuan dana yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Palestina untuk menangani COVID-19 dan kesulitan ekonomi, ketika Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh berkunjung ke Jakarta pada akhir 2022 lalu. Juga bantuan untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dengan memberikan beasiswa dan pelatihan bagi mahasiswa Palestina di Indonesia.
Setelah memperkuat kerjasama perdagangan, pemerintah juga tengah merintis kerjasama dalam bidang pertanian, pelatihan polisi, serta beasiswa dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Sementara di tingkat people-to-people, beragam bantuan juga diberikan warga dan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia, antara lain dengan mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
Ketika ditanya tentang satuan tugas atau utusan khusus untuk Palestina, Bagus mengatakan Indonesia berfokus pada upaya membantu rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaannya; serta berbagai prakarsa internasional untuk penyelesaian damai masalah Palestina.
Indonesia Serukan Negara-Negara Arab Gunakan Akses untuk Menekan Israel
Merujuk penegasan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di forum Dewan HAM PBB, Bagus kembali menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak pernah mengakui pemerintahan di Israel. Oleh karena itu Indonesia akan senantiasa mengecam keras kekerasan yang berulangkali dilakukan Israel terhadap warga Palestina, apapun alasannya.
Meskipun demikian, Indonesia, tambahnya, berharap agar negara-negara Arab yang telah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Mesir dan Yordania, dapat menggunakan akses yang dimiliki untuk menekan Israel agar patuh kepada norma dan hukum internasional yang selama ini banyak dilanggar oleh Israel; karena bukan tidak mungkin jika provokasi Israel itu memicu serangan balasan yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak ke seluruh Timur Tengah.
Pengamat : Indonesia Tak Bisa Bekerja Sendiri di Isu Palestina
Diwawancarai secara terpisah pengamat Timur Tengah di Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan sebagaimana beragam aksi kekerasan sebelumnya, kekerasan Israel yang terbaru di Huwarah seperti dilegitimasi oleh pemerintah Israel.
"Selalu yang menjadi masalah munculnya pemukim-pemukim baru dan itu disahkan dan didukung oleh pemerintah Israel. Pemukim baru itu pasti akan merasakan situasi yang tidak nyaman karena dia memasuki wilayah itu dalam perspektif internasional ilegal, tetap dalam perspektif nasional israel disebut legal dan didukung. Sehingga itu menimbulkan kemarahan dari Palestina sehingga terjadi konflik," ujar Yon.
Indonesia, menurutnya, bisa membuat komitmen bersama dengan negara-negara besar, seperti Uni Eropa, Rusia, China, dan Amerika Serikat, untuk melihat persoalan di Israel sebagai sesuatu yang melanggar hak asasi manusia, sehingga tekanannya akan lebih kuat ketimbang menyampaikan kecaman sendiri.
Jika isu Palestina menjadi prioritas kebijakan luar negeri Indonesia, lanjut Yon, pemerintah sedianya terus mendorong sekaligus mencari jalan keluarnya, baik ketika terjadi kekerasan atau tidak. Idealnya, dengan membentuk satuan tugas atau utusan khusus yang bertugas untuk membantu penyelesaian isu Palestina, termasuk apakah perlu menjalin hubungan dengan Israel atau tidak di masa depan.
Belasan Tewas, Lebih dari 400 Luka dalam Seminggu Terakhir
Puluhan pemukim Yahudi membakar mobil dan rumah warga di Huwarah, Nablus, Minggu malam (26/2). Seratus mobil dan 34 rumah ludes terbakar. Sekitar 40 rumah lainnya dapat diselamatkan, meskipun mengalami kerusakan parah karena kebakaran itu.
Serangan ini dilakukan beberapa jam setelah seorang warga Palestina bersenjata menembak mati dua pemukim Yahudi bernama di jalan tol Rute 60, Huwarah.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan satu orang bernama Samih Aqthasy, 37 tahun, tewas ditembak saat para pemukim Yahudi juga menyerbu Desa Za'atarah, dekat Huwarah. Pembakaran oleh para pemukim Yahudi berlangsung pula di Desa Burin.
Aksi pembakaran juga terjadi di Jerucho hari Senin (27/2) menewaskan Elan Ganeles yang memiliki dwi-kewarganegaraan Israel dan Amerika.
Belasan orang tewas dan lebih dari 400 lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan di Tepi Barat seminggu terakhir ini.
Deplu AS Serukan Israel-Palestina Redakan Ketegangan
Menanggapi peningkatan ketegangan di Tepi Barat itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Ned Price, Selasa (28/2) kembali menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangkaian peristiwa pada akhir pekan lalu dan berlanjutnya aksi kekerasan di Israel dan Tepi Barat.
“Kami mengutuk pembunuhan dua bersaudara warga Israel di dekat Nablus dan pembunuhan seorang warga Israel yang juga warga Amerika di Jericho hari ini,” ujar Ned Price seraya menambahkan, “kami juga mengutuk keras meluasnya aksi kekerasan tanpa pandang bulu oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina pasca pembunuhan itu… Tindakan ini benar-benar tidak dapat diterima.”
Berbicara dalam press briefing harian, Ned Price mengatakan “kami berharap pemerintah Israel memastikan akuntabilitas penuh dan tuntutan hukum terhadap mereka-mereka yang bertanggungjawab dalam serangan itu, selain kompensasi atas rumah dan harta benda yang hilang.”
“Sangat penting agar Israel dan Palestina bekerjasama meredakam ketegangan dan memulihkan ketenangan. Amerika dan mitra-mitra regional kami akan terus bekerjasama dengan para pihak untuk memajukan komitmen yang dibuat di Aqaba. Sementara itu kami meminta semua orang untuk menahan diri dari tindakan dan retorika yang semakin mengobarkan ketegangan,” tegas Ned Price. [fw/em]
Forum