Bali akan menyambut kembali pelancong dari semua negara mulai pekan ini, lebih dari tiga bulan setelah mengumumkan bahwa pulau wisata itu hanya terbuka untuk negara-negara tertentu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengumumkan pembukaan kembali itu, Senin (31/1), dalam sebuah keterangannya kepada wartawan.
Ia mengungkapkan, meski Bali secara resmi membuka diri untuk para pengunjung dari China, Selandia Baru, Jepang dan sejumlah negara lain pada pertengahan Oktober 2021, tidak ada penerbangan langsung ke sana sejak itu. Keadaan itu, katanya, akan berubah mulai pekan ini.
Pembukaan kembali itu mengikuti pengumuman serupa oleh Thailand dan Filipina, yang menunda penghapusan wajib karantina pada bulan Desember karena ketidakpastian tentang kemanjuran vaksin terhadap varian omicron.
Keputusan itu diambil walaupun kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat bulan ini, meski wabah telah terkendali pada paruh kedua tahun lalu. Otoritas kesehatan mengaitkan peningkatan signifikan jumlah kasus tersebut dengan varian omicron yang lebih mudah menular.
Bali menarik 6,2 juta pengunjung asing pada 2019, setahun sebelum COVID-19 melanda, tetapi pembatasan ketat pandemi menghancurkan pariwisatanya, yang biasanya bernilai 54 persen dari ekonominya.
Singapore Airlines mengatakan akan melanjutkan penerbangan ke Bali dari Singapura mulai Jumat mendatang.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan mulai 4 Februari, pengunjung internasional yang telah divaksinasi COVID-19 tetap harus menjalani karantina antara lima dan tujuh hari.
Pekan lalu, Indonesia membuka dua pulau yang dekat dengan Singapura untuk para pengunjung dari negara kota tersebut.
Menurut Ida Ayu Indah Yustikarini, seorang pejabat di Dinas Pariwisata Pemerintah Bali, pulau itu telah menerima pengunjung asing dalam beberapa bulan terakhir melalui ibu kota Jakarta, tetapi tidak memiliki catatan resmi mengenai berapa jumlahnya. [ab/uh]