Sekjen PBB, Ban Ki-moon melawat ke Tepi Barat untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kota Ramallah hari Rabu (21/10). Ban menyerukan agar gelombang serangan penikaman dan penembakan yang dilakukan oleh warga Palestina terhadap warga Israel dihentikan.
"Saya kecewa terhadap anak-anak muda yang mengangkat senjata untuk membunuh. Kekerasan bukanlah jawaban," kata Ban.
Ban mengatakan kegiatan permukiman ilegal Israel meningkatkan ketegangan dan tindakan militer meningkatkan rasa frustrasi warga Palestina. Ia mendesak kedua pihak untuk kembali ke perundingan perdamaian yang ambruk tahun lalu.
"Kekerasan tidak akan membawa keadilan dan perdamaian yang kekal, tapi hanya menunda hari di mana Palestina akan menjadi negara dan kedua pihak hidup secara damai dan aman," tambahnya.
Presiden Abbas mengatakan sumber kekerasan itu adalah pendudukan Israel. Ia menuduh Israel berupaya untuk memperluas kehadirannya di Masjid Al-Aqsa di kota Tua Yerusalem, lokasi yang disebut warga Yahudi, Temple Mount.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan marah menyangkal hal itu hari Selasa (20/10) ketika bertemu dengan Ban di Yerusalem.
"Warga Israel sengaja ditabrak, ditembak, ditikam dan dibunuh, sebagian besar ini karena Presiden Abbas, seperti ISIS dan Hamas, mengklaim bahwa warga Israel mengancam masjid Al-Aqsa. Ini merupakan kebohongan," papar Netanyahu.
Abbas menuduh Israel berusaha memicu perang agama, dan Sekjen PBB mengatakan hal itu harus dicegah sebelum terlambat. [my/al]