Sebuah pesawat komersial Suriah mendarat di bandara Aleppo, Rabu (19/2), setelah penerbangan dari Damaskus. Kedatangan pesawat tersebut menandai beroperasinya kembali penerbangan domestik antara kedua kota terbesar di Suriah itu untuk pertama kalinya sejak 2012.
Sementara itu, tidak jauh dari bandara tersebut, serangan pemerintah terus berlanjut, dan menghantam beberapa kota dan desa yang dikuasai pemberontak.
Penerbangan itu sendiri, yang membawa sejumlah pejabat Suriah dan wartawan, merupakan pesan simbolik dari pemerintah Presiden Bashar Assad, mengenai kestabilan yang telah berhasil diwujudkannya. Beberapa hari sebelumnya, pasukan pemerintah berhasil mengkonsolidasi kontrol di provinsi Aleppo dan merebut bagian-bagian terakhir dari jalan raya strategis, yang menghubungkan Aleppo dan Damaskus. Jalan itu, kini sedang diperbaiki dan dijadwalkan akan dibuka kembali dalam beberapa hari mendatang untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.
Didukung serangan udara berat Rusia, pasukan pemerintah Suriah telah melancarkan operasi militer besar-besaran untuk merebut kawasan pedesaan Aleppo dan beberapa bagian dari provinsi tetangganya, Idlib, yang masih dikuasai pemberontak.
Serangan yang meluas itu telah mengakibatkan ratusan ribu warga sipil Suriah pergi menyelamatkan diri ke kawasan dekat perbatasan Turki. Banyak di antara mereka kini terpaksa tidur di tenda-tenda di tempat terbuka atau di bawah pohon sambil bertahan dari hembusan udara yang luar biasa dingin.
PBB mengatakan, warga sipil yang tercatat mengungsi sejak Desember lalu melampui lebih dari 900.000 orang, dan lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. [ab/uh]