Bandara tersibuk kedua di Inggris dibuka kembali secara terbatas pada hari Jumat. Gatwick ditutup, Kamis malam (20/12) setelah drone atau pesawat nirawak terlihat terbang di atas landas pacu, memaksa para pejabat untuk membatalkan penerbangan, serta mengacaukan rencana perjalanan ratusan ribu orang yang akan berlibur.
COO Gatwick Chris Woodroofe menyarankan agar sebelum berangkat ke bandara, para penumpang mengecek apakah pesawat mereka akan batal terbang atau tetap beroperasi.
Kepala Polisi Sussex Steve Barry mengatakan jumlah drone yang terlihat di Gatwick “belum pernah terjadi sebelumnya,” tetapi polisi memiliki sejumlah opsi untuk membantu mengatasi kekacauan itu.
Woodroofe mengatakan dalam acara Today Program di BBC bahwa situasi di Gatwick menunjukkan bahwa bandara-bandara tidak siap untuk menangani masalah drone.
Polisi menyatakan meskipun mereka tidak ragu bahwa kehadiran drone itu merupakan upaya disengaja untuk mengganggu operasi di bandara, “jelas tidak ada indikasi bahwa ini ada kaitannya dengan teror.”
Penutupan Gatwick, yang berlokasi sekitar 45 kilometer sebelah selatan London, mempengaruhi penerbangan di bandara utama London, Heathrow, serta di bandara-bandara lainnya di berbagai penjuru Eropa. Pihak berwenang mengalihkan semua penerbangan menuju Gatwick ke bandara alternatif, sementara penerbangan ke luar bandara dihentikan. Lebih dari 43 juta penumpang setiap tahun bepergian melalui Gatwick. [uh]