Tautan-tautan Akses

Bangladesh Bangun Kamp untuk Pengungsi Rohingya


Etnis Muslim Rohingya, yang baru saja melintas perbatasan Myanmar menuju Bangladesh, sedang menunggu giliran menerima bantuan makanan dekat kamp pengungsi Balukhali, Jumat, 15 September 2017.
Etnis Muslim Rohingya, yang baru saja melintas perbatasan Myanmar menuju Bangladesh, sedang menunggu giliran menerima bantuan makanan dekat kamp pengungsi Balukhali, Jumat, 15 September 2017.

Pemerintah Bangladesh berencana membangun kamp besar untuk menampung sekitar 400.000 Muslim Rohingya yang mengalir dari Myanmar dalam tiga minggu terakhir, kata beberapa pejabat.

Pihak berwenang mengatakan 14.000 tempat penampungan, masing-masing bisa menampung enam keluarga, akan dibangun dalam 10 hari ke depan di lokasi seluas 8 kilometer persegi di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Pemerintah mengatakan akan membatasi pergerakan pengungsi di pemukiman itu.

"Pengungsi Royingya tidak diizinkan pergi ke luar kamp," ujar Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan pada 10 September. Mereka juga dilarang bepergian dengan kendaraan di Bangladesh.

Kamp itu, yang akan dibangun dengan bantuan militer Bangladesh dan organisasi internasional untuk merespons eksodus yang belum pernah terjadi yang dipicu serangan pada 25 Agustus oleh gerilyawan Rohingya terhadap pangkalan militer dan pos-pos polisi Myanmar.

Militer Myanmar menanggapi serangan itu dengan pembunuhan di luar hukum, perkosaan, pembakaran desa dan tindak kekerasan lain, menurut keterangan organisasi hak-hak asasi manusia dan orang-orang yang selamat.

PBB baru-baru ini menggambarkan tindakan Myanmar sebagai "contoh nyata pembersihan etnis."

Muslim Rohingya selama puluhan tahun menghadapi penganiayaan dan diskriminasi di Myanmar yang mayoritas penduduknya Budha. Mereka tidak diberi kewarganegaraan, meskipun banyak keluarga telah tinggal di sana selama beberapa generasi.

Pemerintah Myanmar menyatakan ratusan Muslim Rohingya, umumnya "teroris," sudah tewas, dan bahwa 176 dari 471 desa Rohingya telah ditinggalkan.

Amnesty International, Human Rights Watch dan kelompok hak-hak asasi lain mengatakan, bukti menunjukkan bahwa pasukan militer Myanmar secara sistematis menarget dan membakar desa-desa Rohingya dalam tiga minggu terakhir.

Tanpa memberi bukti, Myanmar menyatakan, pemberontak Rohingya dan penduduk desa yang lari menghancurkan desa mereka sendiri.

Badan-badan PBB khawatir, kekerasan yang berlanjut di Myanmar pada akhirnya bisa memaksa sampai satu juta orang Rohingya masuk ke Bangladesh, negara miskin yang sudah kelebihan penduduk.[ka]

XS
SM
MD
LG