JAKARTA —
Air banjir yang naik di Jakarta memaksa banyak kantor-kantor pemerintah dan toko-toko tutup hari Kamis (16/1), dan banyak jalan tidak dapat dilalui.
Para peramal cuaca memperingatkan bahwa hujan mungkin akan semakin deras dalam hari-hari mendatang.
Hari Kamis, pihak berwenang mengatakan tingkat permukaan air di pintu-pintu air penting di kota itu sudah sangat tinggi, dan mereka memperingatkan banjir tersebut dapat menyebar ke daerah-daerah lain.
Sedikitnya dua orang telah tewas dan sembilan ribu orang telah diungsikan dari ibukota itu dan daerah-daerah sekitarnya.
Jalan yang menguhubungkan Kampung Melayu ke arah Matraman Jakarta Timur di dekat Pasar Jatinegara ditutup karena tergenang air hingga mencapai lutut orang dewasa Rabu(16/1). Kawasan yang tergenang air itu berada di wilayah Kampung Pulo yang memang langganan banjir.
Sementara itu di wilayah Kelurahan Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan terendam banjir sejak Selasa (15/1). Air luapan Kali Ciliwung merendam ratusan rumah dari dua RW di kelurahan ini. Sekitar 1.000 orang lebih warga dari 265 Kepala Keluarga mengungsi. Diantara para warga yang mengungsi, terdapat sedikitnya 100 anak balita serta 20 orang lanjut usia.
Akibat minimnya lokasi pengungsian, ada ratusan orang warga yang memilih bertahan di rumah mereka. Padahal air yang menggenangi pemukiman warga setinggi 1,5 meter atau leher orang dewasa.
Santi, salah seorang warga yang memilih bertahan di rumahnya kepada VOA mengeluhkan minimnya tempat pengungsian yang disediakan pemerintah daerah.
"Banjir di wilayah Bukit Duri sejak Selasa malam kemarin. Warga ada yang bertahan, ada yang ngungsi. Sebenarnya sih warga sudah disuruh evakuasi tapi warga banyak yang milih bertahan. Mungkin kalau di sediakan tempat (untuk ngungsi), kita pasti pergi dari sini," kata Santi. "Dari orang kelurahan atau camat juga sebenarnya bingung untuk membuat tempat pengungsian karena banyaknya warga. Kalo yang di kelurahan kebanyakan warga kampung pulo. Itu pun gak bisa nampung semua. Mau keluar dari sini juga susah, kan kampong ini sudah dikepung banjir," lanjutnya.
Santi menambahkan, saat ini warga berupaya membangun dapur umum darurat untuk menyuplai makanan bagi warga yang bertahan. Mereka membutuhkan nasi bungkus, air mineral dan selimut.
Dari pantauan VOA, lokasi tempat pemukiman warga yang bertahan berada persis di pinggir sungai Ciliwung yang sudah meluap dan menggenangi rumah warga hingga setinggi 1,5 meter. Sementara itu perahu karet yang tersedia untuk mengevakuasi warga hanya ada 2 unit, untuk mengevakuasi orang-orang lanjut usia atau anak balita. Total jumlah warga yang bertahan ini sekitar 300 orang.
Sementara itu, selain aparat daerah setempat yang melakukan penanganan terhadap korban banjir, ada juga beberapa kelompok masyarakat sipil yang membantu korban banjir, diantaranya dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat). Joni salah seorang relawan PKPU mengatakan, relawan PKPU telah membantu evakuasi warga korban banjir di beberapa wilayah di Jakarta diantaranya di kawasan condet dan bukit duri Jakarta Selatan.
"Selasa kemarin kita mengevakuasi nenek-nenek dan bayi di daerah Condet. Trus kita susuri hingga ke Bukit Duri. Di sini kita sempat evakuasi ibu-ibu yang anaknya meninggal karena sakit," kata Joni. "Polanya kita mencari warga yang mau di evakuasi. Selain itu kita distribusi makanan. Peralatan kita minim. Kita hanya modal semangat menolong orang," lanjutnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan persnya menyebutkan sekitar 9.374 jiwa mengungsi akibat banjir di Jakarta. Banjir ini menggenangi 39 kelurahan di Jakarta. Tinggi banjir bervariasi dari 10 sentimeter hingga tiga meter.
Di Kampung Melayu, Cawang, dan Bukit Duri tinggi banjir mencapai 1,5 meter. Data sementara BNPB tercatat jumlah pengungsi terbanyak ada di Kelurahan Kampung Melayu yaitu 2.257 jiwa.
BNPB dalam rilisnya juga menyebutkan dua orang meninggal akibat banjir ini, yaitu seorang anak di Kelurahan Tanjung Duren yang hanyut di sungai, dan seorang di Kampung Melayu. BNPB telah mengerahkan 150 personil Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk memberikan bantuan darurat di 16 posko banjir di Jakarta.
Para peramal cuaca memperingatkan bahwa hujan mungkin akan semakin deras dalam hari-hari mendatang.
Hari Kamis, pihak berwenang mengatakan tingkat permukaan air di pintu-pintu air penting di kota itu sudah sangat tinggi, dan mereka memperingatkan banjir tersebut dapat menyebar ke daerah-daerah lain.
Sedikitnya dua orang telah tewas dan sembilan ribu orang telah diungsikan dari ibukota itu dan daerah-daerah sekitarnya.
Jalan yang menguhubungkan Kampung Melayu ke arah Matraman Jakarta Timur di dekat Pasar Jatinegara ditutup karena tergenang air hingga mencapai lutut orang dewasa Rabu(16/1). Kawasan yang tergenang air itu berada di wilayah Kampung Pulo yang memang langganan banjir.
Sementara itu di wilayah Kelurahan Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan terendam banjir sejak Selasa (15/1). Air luapan Kali Ciliwung merendam ratusan rumah dari dua RW di kelurahan ini. Sekitar 1.000 orang lebih warga dari 265 Kepala Keluarga mengungsi. Diantara para warga yang mengungsi, terdapat sedikitnya 100 anak balita serta 20 orang lanjut usia.
Akibat minimnya lokasi pengungsian, ada ratusan orang warga yang memilih bertahan di rumah mereka. Padahal air yang menggenangi pemukiman warga setinggi 1,5 meter atau leher orang dewasa.
Santi, salah seorang warga yang memilih bertahan di rumahnya kepada VOA mengeluhkan minimnya tempat pengungsian yang disediakan pemerintah daerah.
"Banjir di wilayah Bukit Duri sejak Selasa malam kemarin. Warga ada yang bertahan, ada yang ngungsi. Sebenarnya sih warga sudah disuruh evakuasi tapi warga banyak yang milih bertahan. Mungkin kalau di sediakan tempat (untuk ngungsi), kita pasti pergi dari sini," kata Santi. "Dari orang kelurahan atau camat juga sebenarnya bingung untuk membuat tempat pengungsian karena banyaknya warga. Kalo yang di kelurahan kebanyakan warga kampung pulo. Itu pun gak bisa nampung semua. Mau keluar dari sini juga susah, kan kampong ini sudah dikepung banjir," lanjutnya.
Santi menambahkan, saat ini warga berupaya membangun dapur umum darurat untuk menyuplai makanan bagi warga yang bertahan. Mereka membutuhkan nasi bungkus, air mineral dan selimut.
Dari pantauan VOA, lokasi tempat pemukiman warga yang bertahan berada persis di pinggir sungai Ciliwung yang sudah meluap dan menggenangi rumah warga hingga setinggi 1,5 meter. Sementara itu perahu karet yang tersedia untuk mengevakuasi warga hanya ada 2 unit, untuk mengevakuasi orang-orang lanjut usia atau anak balita. Total jumlah warga yang bertahan ini sekitar 300 orang.
Sementara itu, selain aparat daerah setempat yang melakukan penanganan terhadap korban banjir, ada juga beberapa kelompok masyarakat sipil yang membantu korban banjir, diantaranya dari PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat). Joni salah seorang relawan PKPU mengatakan, relawan PKPU telah membantu evakuasi warga korban banjir di beberapa wilayah di Jakarta diantaranya di kawasan condet dan bukit duri Jakarta Selatan.
"Selasa kemarin kita mengevakuasi nenek-nenek dan bayi di daerah Condet. Trus kita susuri hingga ke Bukit Duri. Di sini kita sempat evakuasi ibu-ibu yang anaknya meninggal karena sakit," kata Joni. "Polanya kita mencari warga yang mau di evakuasi. Selain itu kita distribusi makanan. Peralatan kita minim. Kita hanya modal semangat menolong orang," lanjutnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan persnya menyebutkan sekitar 9.374 jiwa mengungsi akibat banjir di Jakarta. Banjir ini menggenangi 39 kelurahan di Jakarta. Tinggi banjir bervariasi dari 10 sentimeter hingga tiga meter.
Di Kampung Melayu, Cawang, dan Bukit Duri tinggi banjir mencapai 1,5 meter. Data sementara BNPB tercatat jumlah pengungsi terbanyak ada di Kelurahan Kampung Melayu yaitu 2.257 jiwa.
BNPB dalam rilisnya juga menyebutkan dua orang meninggal akibat banjir ini, yaitu seorang anak di Kelurahan Tanjung Duren yang hanyut di sungai, dan seorang di Kampung Melayu. BNPB telah mengerahkan 150 personil Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk memberikan bantuan darurat di 16 posko banjir di Jakarta.