Sedikitnya 14 orang tewas dalam letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12). Dua kecamatan yang paling terdampak dari letusan tersebut adalah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang.
Dalam jumpa pers pada Minggu (5/12), Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan untuk rumah rusak berat atau hancur maka BNPB akan memberikan dana tunggu hunian hingga enam bulan ke depan.
"Artinya sampai nanti rumah mereka dibangunkan kembali dengan dukungan pemerintah di lokasi yang baru. Saat ini lokasi yang baru masih didiskusikan dan dimatangkan oleh pemerintah daerah. Sekiranya lokasi ini sudah dipastikan, akan dibangunkan hunian yang baru dan selama itu, saat ini hingga enam bulan ke depan, BNPB akan memberikan dana tunggu hunian kepada masyarakat tersebut," kata Muhari.
Muhari menyebutkan uang tunggu hunian bagi tiap pemilik rumah hancur dan rusak berat itu adalah sebesar Rp500 ribu per bulan. Dana itu diberikan agar keluarga yang rumahnya hancur atau rusak berat bisa menyewa tempat tinggal sementara hingga enam bulan ke depan.
Muhari menambahkan jumlah sekolah yang terdampak letusan Gunung Semeru di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, yakni sebanyak 36 sekolah. Di Kecamatan Candipuro terdapat empat sekolah Pendidikan anak usia dini (PAUD), sembilan sekolah dasar (SD), dua sekolah menengah pertama (SMP) dan satu sekolah menengah kejuruan (SMK) yang terdampak letusan Gunung Semeru.
Sedangkan di Kecamatan Pronojiwo terdapat empat PAUD, sembilan SD dan tiga SMP yang terdampak.
Menurut Muhari, sampai sekarang masih ada sembilan orang yang belum diketahui nasibnya. Sedangkan korban meninggal bertambah menjadi 14 orang dari dua kecamatan, yakni Pronojiwo dan Candipuro.
Namun baru sembilan jenazah yang telah diketahui identitasnya. Kesembilan jenazah tersebut adalah Poniyem, Bawon Triyono, Yatifah, Luluk, Edi, Edi Pranowo, Dafa, Siti, dan Besut. Sedangkan lima jenazah masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Lumajang dan belum diketahui identitasnya.
Muhari mengatakan terdapat 5.205 orang terdampak letusan Gunung Semeru termasuk 1.300 orang di empat tempat pengungsian.
BNPB akan menempatkan tiga helikopter di Lumajang untuk proses evakuasi korban atau kebutuhan lain di sekitar Gunung Semeru.
Dalam jumpa pers tersebut, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Eka Jusuf Singka menjelaskan semua logistik yang dikirim dari Jakarta sudah masuk ke lokasi bencana termasuk alat-alat kesehatan yang bersifat dasar antara lain masker kain masker N95, masker anak, masker bedah, tenda, velbed, ventilator, penjernih air, kantong sampah dan kantong sampah medis.
"Ada empat pos pengungsi, yaitu di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Di tiap-tiap pos (pengungisian) tersebut ada pos kesehatan yang telah melaksanakan layanan kesehatan sebanyak 77 orang yang ada di tenda pengungsi tersebut," ujar Jusuf Singka.
Sedangkan korban luka bakar atau cedera berat lainnya akan dirujuk ke lima rumah sakit. Dia menambahkan 13 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Lumajang dan lima puskesmas di Malang juga siaga untuk melayani korban letusan Gunung Semeru.
Peta Rawan Bencana
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono mengatakan pihaknya sudah membuat peta rawan bencana di Indonesia termasuk jalur-jalur evakuasi dan tempat yang aman bagi pengungsi. Untuk di kawasan Gunung Semeru, juga sudah ada zona yang rawan dan aman bagi pengungsi.
"Dalam kondisi seperti saat ini, untuk kawasan rawan bencana 3, yaitu lebih satu kilometer dari puncak (Semeru), termasuk yang tidak aman. Oleh karena itu seharusnya memang tidak ada aktivitas di sana," tutur Eko.
Kemudian di daerah sobekan kawah yang merupakan tempat luncuran lava dan nantinya menjadi aliran sungai ke bawah, khususnya bagian selatan dan tenggara, dalam radius lima kilometer dari puncak tidak boleh ada kegiatan manusia di sana.
Juga untuk menghindari kemungkinan awan panas susulan ke arah selatan dan tenggara. Tingginya curah hujan lanjut Eko berpotensi pula menimbulkan aliran lahar dingin yang juga mengarah ke selatan dan tenggara Gunung Semeru.
Eko menambahkan status Gunung Semeru saat ini berada di level 2 atau waspada. Evaluasi masih terus dilakukan untuk melihat perkembangan aktivitas.[fw/em]