Seperti kebanyakan pekerja di ibu kota, Ruben Hattari juga harus bekerja dari rumah sejak merebaknya virus corona di Indonesia. Hikmahnya, Ruben jadi memiliki banyak waktu untuk menyalurkan hobi lamanya, yaitu memasak.
Termotivasi dari istrinya yang sudah terlebih dahulu aktif terlibat dalam kegiatan sosial, Ruben mulai memasak beragam masakan tradisional dan mancanegara untuk para tenaga medis.
“Saya berpikir, ‘Kenapa ga masak aja ya (untuk kegiatan sosial)?’ Saya tidak akan pernah bosan memasak. Alasan kenapa kepikiran untuk membantu teman-teman medis, karena kebetulan salah satu teman baik kami adalah seorang dokter, jadi kenapa nggak masak buat mereka?” kata Ruben saat diwawancara secara virtual.
Sejak awal April lalu, pegawai di sebuah perusahaan media sosial raksasa ini memasak 50 porsi makanan setiap akhir pekan yang ia distribusikan ke rumah sakit. Dengan bantuan kawannya yang seorang dokter, ia salurkan masakannya ke rumah sakit yang berbeda setiap minggunya.
Masakan yang Ruben bagikan bukan masakan sederhana. Ia berupaya untuk menghadirkan cita rasa terbaik yang mungkin sudah nyaris sulit dirasakan oleh para petugas medis yang kerap disibukkan dengan ribuan pasien Covid-19 di Jakarta dan sekitarnya.
“Salah satu dokter yang kita kirimkan sangat berterima kasih karena belum pulang ke rumahnya sendiri selama satu bulan. Makanan enak itu lebih dari rasanya aja. Makanan enak bisa membawa kita serasa keliling dunia,” ujar Ruben kepada VOA.
Ruben yang besar di beberapa negara memang selalu senang menghabiskan waktunya di dapur. Melalui hobinya tersebut, ia rajin memasak beragam cita rasa mancanegara yang kerap ia rindukan, tapi sulit ditemukan di Jakarta. Mulai dari bulgogi atau daging bakar ala Korea, butter chicken atau makanan sejenis kari dari India, hingga nasi teri ayam goreng.
Belakangan hobinya yang sempat terbentur dengan kesibukannya, bisa ia lakoni setiap hari dan dinikmati bersama keluarganya di rumah.
#DapurRuben and Friends
Berawal dari inisiatif individu, Ruben yang rutin mengunggah kegiatan ini ke akun Instagramnya ternyata menginspirasi teman-temannya untuk berkontribusi.
“Sekarang itu kita punya komunitas, banyak teman-teman yang jalani bisnis makanan dan minuman, mereka juga ikut bantu,” ujarnya.
Ruben menyebut juga ingin membantu usaha teman-temannya yang bergerak di bisnis makanan dan minuman yang ikut terdampak pandemi. Kini Ruben bisa mengurangi porsi belanjanya karena mendapat pasokan bahan baku masak dari temannya.
Bahan baku seperti sayuran, keju, hingga ayam disumbangkan langsung ke dapur Ruben dan siap disulap menjadi panganan standar restoran. Ia juga mendapat sumbangan tambahan lainnya seperti kopi siap minum dan makanan penutup yang makin meramaikan sumbangan untuk para pejuang medis di rumah sakit.
Meski kini berlimpah bantuan, Ruben mengaku tetap membatasi 50 porsi masakan perminggunya.
“Saya mau lakukan ini untuk jangka panjang. Saya tidak mau masak sampai 100 porsi kemudian malah kelelahan. Saya ingin berada di level di mana ketika saya masak saya akan tetap punya energi untuk memasak lagi di minggu berikutnya,” kata Ruben. [rw/ft]