Hampir setengah dari populasi dewasa di Amerika Serikat percaya pada sedikitnya satu teori konspirasi, menurut hasil-hasil sebuah survei baru.
Namun beberapa konspirasi teori memiliki daya tarik jauh lebih besar dibandingkan yang lainnya.
Sebagai contoh, jumlah orang yang yakin pihak berwenang di AS mencegah orang-orang mendapatkan pengobatan alami adalah tiga kali lipat dari mereka yang percaya badan mata-mata AS menginfeksi sejumlah besar warga Afrika Amerika dengan HIV.
J. Eric Oliver, pemimpin penelitian tersebut dari University of Chicago, mengatakan orang-orang percaya pada teori konspirasi mungkin karena lebih mudah dipahami dibandingkan informasi medis yang rumit.
"Ilmu pengetahuan pada umumnya, dan obat-obatan pada khususnya, kompleks dan menantang karena Anda berhadapan dengan banyak ketidakpastian," ujar Oliver.
"Membicarakan epidemilogi dan probabibilitas lebih sulit dari memahami 'jika zat ini dimasukkan ke tubuh, hasilnya akan buruk'," ujarnya.
Untuk penelitian baru tersebut, ia dan koleganya menggunakan data dari 1.351 orang dewasa yang menjawab survei daring antara Agustus dan September 2013.
Para peserta membaca enam teori konspirasi medis yang populer dan memberitahu apakah mereka pernah mendengarnya, kemudian setuju atau tidak setuju dengan teori-teori tersebut.
Seperti teori-teori yang disebutkan sebelumnya, teori-teori lain dalam survei tersebut memiliki tema ketidakpercayaan pada pemerintah dan organisasi besar.
Ada teori bahwa pemerintah tahu ponsel dapat menyebabkan kanker namun tidak melakukan apapun, bahwa organisme dengan modifikasi genetik digunakan untuk mengurangi populasi dunia, bahwa vaksinasi rutin menyebabkan autisme dan bahwa pemasukan zat kimia fluorida adalah cara perusahaan untuk membuang bahan kimia berbahaya ke lingkungan.
Sekitar 49 persen peserta survei setuju dengan sedikitnya satu dari teori-teori konspirasi tersebut.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya pada teori konspirasi medis melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kesehatan mereka. Sebagai contoh, 13 persen dari yang tidak percaya satu pun teori konspirasi makan suplemen herbal, sementara 35 persen dari yang percaya tiga teori atau lebih makan suplemen.
Secara keseluruhan, para peneliti mengatakan orang-orang yang percaya konspirasi lebih cenderung menggunakan obat alternatif dan menghindari obat tradisional. (Reuters)
Namun beberapa konspirasi teori memiliki daya tarik jauh lebih besar dibandingkan yang lainnya.
Sebagai contoh, jumlah orang yang yakin pihak berwenang di AS mencegah orang-orang mendapatkan pengobatan alami adalah tiga kali lipat dari mereka yang percaya badan mata-mata AS menginfeksi sejumlah besar warga Afrika Amerika dengan HIV.
J. Eric Oliver, pemimpin penelitian tersebut dari University of Chicago, mengatakan orang-orang percaya pada teori konspirasi mungkin karena lebih mudah dipahami dibandingkan informasi medis yang rumit.
"Ilmu pengetahuan pada umumnya, dan obat-obatan pada khususnya, kompleks dan menantang karena Anda berhadapan dengan banyak ketidakpastian," ujar Oliver.
"Membicarakan epidemilogi dan probabibilitas lebih sulit dari memahami 'jika zat ini dimasukkan ke tubuh, hasilnya akan buruk'," ujarnya.
Untuk penelitian baru tersebut, ia dan koleganya menggunakan data dari 1.351 orang dewasa yang menjawab survei daring antara Agustus dan September 2013.
Para peserta membaca enam teori konspirasi medis yang populer dan memberitahu apakah mereka pernah mendengarnya, kemudian setuju atau tidak setuju dengan teori-teori tersebut.
Seperti teori-teori yang disebutkan sebelumnya, teori-teori lain dalam survei tersebut memiliki tema ketidakpercayaan pada pemerintah dan organisasi besar.
Ada teori bahwa pemerintah tahu ponsel dapat menyebabkan kanker namun tidak melakukan apapun, bahwa organisme dengan modifikasi genetik digunakan untuk mengurangi populasi dunia, bahwa vaksinasi rutin menyebabkan autisme dan bahwa pemasukan zat kimia fluorida adalah cara perusahaan untuk membuang bahan kimia berbahaya ke lingkungan.
Sekitar 49 persen peserta survei setuju dengan sedikitnya satu dari teori-teori konspirasi tersebut.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya pada teori konspirasi medis melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kesehatan mereka. Sebagai contoh, 13 persen dari yang tidak percaya satu pun teori konspirasi makan suplemen herbal, sementara 35 persen dari yang percaya tiga teori atau lebih makan suplemen.
Secara keseluruhan, para peneliti mengatakan orang-orang yang percaya konspirasi lebih cenderung menggunakan obat alternatif dan menghindari obat tradisional. (Reuters)