Badan intelijen mengatakan jumlah warga Australia yang kembali dari pertempuran bersama Negara Islam dan kelompok radikal lainnya menimbulkan risiko yang berkembang di dalam negeri.
Ini merupakan pertama kalinya tingkat ancaman teror di Australia telah berubah menjadi tingkat sedang sejak skala tersebut diberlakukan lebih dari satu dekade lalu. PM Tony Abbott mengatakan sementara belum ada informasi intelijen apapun tentang rencana tertentu, namun ada individu-individu yang mampu melakukan serangan di Australia.
“Ini bukan berarti serangan teror sudah dekat. Kami tidak memiliki informasi spesifik tentang rencana tertentu. Yang kami miliki adalah informasi intelijen bahwa ada orang-orang dengan maksud dan kemampuan dapat melakukan serangan,” kata Abott.
Sebagai bagian tingkat siaga “tinggi,” pihak berwenang berencana menugaskan banyak anggota polisi dalam acara olahraga, gedung-gedung pemerintah dan bandara. Para pejabat pemerintah mengatakan sedikitnya 20 orang telah kembali ke Australia setelah bertempur dengan kelompok-kelompok radikal di Timur Tengah.
Tingkat ancaman tertinggi "ekstrim" di Australia menunjukkan bahwa serangan sudah dekat atau telah terjadi.
David Irvine, kepala Organisasi Intelijen Keamanan Australia, yang segera meninggalkan jabatannya, mengatakan ancaman bisa terwujud dalam "berbagai cara" termasuk pemboman serupa di sebuah klub malam di Bali, Indonesia, tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk 88 warga Australia.
Irvine mengatakan warga radikal Australia yang kembali dari Irak dan Suriah memicu perkembangan risiko.
“Kami melihat meningkatnya petunjuk yang membuat pihak keamanan dan penegak hukum bertambah khawatir,” kata Irvine.
Australia menawarkan diri bergabung dengan serangan udara AS terhadap kelompok-kelompok Islam di Irak dan Suriah.
PM Abbott akan berkunjung ke New York akhir bulan ini untuk mengambil bagian dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dipimpin oleh Presiden AS Barack Obama guna mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh pejuang-pejuang teroris asing.
PM Abbott mengatakan "penting bagi Australia dan bagi dunia" bahwa kelompok Negara Islam ditaklukkan.