Konser dibuka dengan lagu ‘Ave Maria’ karya komposer Ivan Yohan. Sekitar 30-an penyanyi yang tergabung dalam Batavia Madrigal Singers atau BMS tersebut langsung menghipnotis para penonton di Gedung Atlas Performing Arts Center di Washington, DC. Mereka membawakan dengan harmonis hampir 20 lagu – termasuk tiga lagu daerah.
Ini merupakan penampilan perdana mereka di Amerika. Konser ini digelar setelah BSM memenangkan kejuaraan paduan suara internasional ke-34 di Varna, Bulgaria. Dalam kompetisi yang diselenggarakan tanggal 10-13 Mei tersebut, BMS meraih prestasi tertinggi dalam dua kategori yaitu Mixed Choir dan Chamber Choir.
Konduktor dan Music Director BMS, Avip Priatna, juga terpilih sebagai Konduktor Terbaik.
“Setelah menang sebagai Juara Umum di Varna, kita berhak untuk mengikuti babak Grand Prix atau Grand Final dari seluruh rangkaian kompetisi paling tua dan paling bergengsi di Eropa bulan September tahun depan di Italia,” kata Avip Priana.
Peserta paduan suara yang mengenakan pakaian tradisional dan gerakan tari kecak menarik perhatian penonton. Salah seorang diantaranya adalah Misty French.
“Saya senang melihat kostum mereka yang jelas berasal dari budaya lain. Sebagai pencinta musik, saya senang menyaksikan mereka menyanyikan musik yang luar biasa dengan sangat baik,” ungkap Misty French.
Penonton lainnya, David Foyer bahkan sampai berdiri memberikan tepuk tangan. Ia mengatakan, “Saya sangat terkesima dengan kekuatan musik dan keindahan penampilan mereka.”
Selain di Washington DC, mereka juga menggelar konser di St. Andrews, New York.
Batavia Madrigal Singers adalah salah satu kelompok paduan suara terkemuka di Indonesia yang telah mengukir berbagai prestasi internasional. Grup ini beranggotakan sekitar 40 peserta dengan berbagai latar belakang profesi.
Salah satunya adalah Leo yang sudah bergabung selama tiga tahun.
Ia mengatakan, “Beberapa profesi tetap, saya sendiri penyanyi dan guru vokal, tapi sebagian lagi pekerja kantoran.” Ketika ditanya bagaimana mengatur jadualnya, dia mengatakan dia mengambil cuti untuk mengikuti aktivitas BMS ini.
Fiona, yang sehari-harinya mahasiswi, mengaku belajar banyak dari BMS. Ia mengatakan, “Pengalaman pergi-pergi ke luar negeri, ilmu-ilmu menyanyi yang baru, yang terakhir cara dandan.”
Meskipun berbeda profesi dan latar belakang, namun mereka dipersatukan dengan kecintaan dan keseriusan yang sama pada musik. Dan tentunya mengharumkan nama bangsa.
Ini merupakan penampilan perdana mereka di Amerika. Konser ini digelar setelah BSM memenangkan kejuaraan paduan suara internasional ke-34 di Varna, Bulgaria. Dalam kompetisi yang diselenggarakan tanggal 10-13 Mei tersebut, BMS meraih prestasi tertinggi dalam dua kategori yaitu Mixed Choir dan Chamber Choir.
Konduktor dan Music Director BMS, Avip Priatna, juga terpilih sebagai Konduktor Terbaik.
“Setelah menang sebagai Juara Umum di Varna, kita berhak untuk mengikuti babak Grand Prix atau Grand Final dari seluruh rangkaian kompetisi paling tua dan paling bergengsi di Eropa bulan September tahun depan di Italia,” kata Avip Priana.
Peserta paduan suara yang mengenakan pakaian tradisional dan gerakan tari kecak menarik perhatian penonton. Salah seorang diantaranya adalah Misty French.
“Saya senang melihat kostum mereka yang jelas berasal dari budaya lain. Sebagai pencinta musik, saya senang menyaksikan mereka menyanyikan musik yang luar biasa dengan sangat baik,” ungkap Misty French.
Penonton lainnya, David Foyer bahkan sampai berdiri memberikan tepuk tangan. Ia mengatakan, “Saya sangat terkesima dengan kekuatan musik dan keindahan penampilan mereka.”
Selain di Washington DC, mereka juga menggelar konser di St. Andrews, New York.
Batavia Madrigal Singers adalah salah satu kelompok paduan suara terkemuka di Indonesia yang telah mengukir berbagai prestasi internasional. Grup ini beranggotakan sekitar 40 peserta dengan berbagai latar belakang profesi.
Salah satunya adalah Leo yang sudah bergabung selama tiga tahun.
Ia mengatakan, “Beberapa profesi tetap, saya sendiri penyanyi dan guru vokal, tapi sebagian lagi pekerja kantoran.” Ketika ditanya bagaimana mengatur jadualnya, dia mengatakan dia mengambil cuti untuk mengikuti aktivitas BMS ini.
Fiona, yang sehari-harinya mahasiswi, mengaku belajar banyak dari BMS. Ia mengatakan, “Pengalaman pergi-pergi ke luar negeri, ilmu-ilmu menyanyi yang baru, yang terakhir cara dandan.”
Meskipun berbeda profesi dan latar belakang, namun mereka dipersatukan dengan kecintaan dan keseriusan yang sama pada musik. Dan tentunya mengharumkan nama bangsa.