Perusahaan raksasa kimia dan farmasi Jerman, Bayer, pada hari Kamis (16/8) mengatakan akan mulai mengintegrasikan produsen benih dan pestisida Monsanto, tetapi harga sahamnya terpukul oleh masalah hukum yang dialami perusahaan Amerika itu.
Dua bulan setelah kesepakatan $63 miliar – akuisisi perusahaan asing terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan Jerman - Bayer menuntaskan penjualan bisnis bisnis benih dan herbisida senilai 5,9 miliar euro ($6,7 miliar) kepada saingannya BASF di bawah konsesi yang diberlakukan oleh badan pengawas kartel.
Setelah persyaratan badan pengawas persaingan dipenuhi, "integrasi Monsanto ke dalam Grup Bayer dapat dimulai," kata perusahaan yang berbasis Leverkusen itu dalam sebuah pernyataan.
Harapan muluk setelah merger yang memakan waktu dua tahun itu tampaknya layu sebelum berkembang.
Para investor telah menghindari saham Bayer sejak Senin, setelah dewan juri pengadilan AS pekan lalu memerintahkan Monsanto untuk memberikan ganti rugi hampir $ 290 juta kepada seorang penjaga kebun California yang mengklaim herbisida unggulan Monsanto, Roundup, telah menyebabkan kanker yang dideritanya.
Mahkamah Agung California Rabu malam menolak untuk mendengarkan permohonan banding Monsanto atas keputusan negara bagian itu untuk mencantumkan bahan utama Roundup glyphosate sebagai karsinogen. [as]