Kekurangan bahan bakar minyak (BBM) menghancurkan kehidupan di kantong-kantong wilayah Yaman yang dikendalikan oleh pemberontak Houthi, listrik padam, pompa air terhenti dan menelantarkan orang yang membutuhkan perawatan medis sementara pihak-pihak yang bertikai saling menyalahkan.
Kelangkaan energi bukanlah hal baru di negara yang dikoyak konflik selama bertahun-tahun, tetapi antrean di pompa bensin semakin panjang sejak pertengahan Juni.
Mobil-mobil parkir tiga jalur sepanjang mata bisa memandang pada musim panas yang menyengat.
Yaman sudah berada dalam krisis dan menghadapi apa yang dikatakan PBB krisis kemanusiaan terburuk di dunia setelah mengalami kekerasan selama hampir enam tahun.
Perang itu, yang telah menewaskan puluhan ribu orang, mengadu pemerintah dengan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang pada 2014 merebut Ibu Kota Sanaa, dan sebagian besar daerah utara negara itu.
Pemerintah dan koalisi militer pendukungnya yang dipimpin Arab Saudi menuduh pemberontak menjadi penyebab kelangkaan bahan bakar untuk meningkatkan tuntutan mereka, agar pembatasan melumpuhkan yang diberlakukan oleh angkatan laut dan blokade udara koalisi dicabut.
Sementara itu, pasukan Houthi menuduh pasukan koalisi menghalangi pengiriman bahan bakar untuk menyerang mereka secara ekonomi. [my/pp]