Tautan-tautan Akses

Beberapa Anggota Partai Demokrat Belum Yakin Biden akan Bertahan Dalam Pilpres


Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato dalam kunjungannya ke pertemuan para pemimpin serikat pekerja di markas AFL-CIO di Washington, pada 10 Juli 2024. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato dalam kunjungannya ke pertemuan para pemimpin serikat pekerja di markas AFL-CIO di Washington, pada 10 Juli 2024. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

Presiden AS Joe Biden dengan tegas menyatakan bahwa ia berkomitmen untuk tetap meneruskan kampanye pemilihannya kembali melawan mantan Presiden Donald Trump. Namun, beberapa rekan-rekan Biden dari Partai Demokrat tidak yakin bahwa ia dapat mengalahkan Trump, dan mereka menganggap keputusannya untuk tetap berkampanye sebagai sebuah pertanyaan yang belum diputuskan.

Nancy Pelosi, mantan ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang suaranya masih berpengaruh di kalangan Partai Demokrat, pada hari Rabu (10/7), menjadi orang terakhir yang menyatakan ketidakyakinannya bahwa Biden akan menjadi calon Presiden Partai Demokrat pada pemilu 5 November.

"Terserah presiden untuk memutuskan apakah dia akan mencalonkan diri," kata Pelosi kepada MSNBC. "Kami semua mendorongnya untuk mengambil keputusan tersebut karena waktu semakin menipis. Dia dicintai, dia dihormati, dan orang-orang ingin dia membuat keputusan itu. Bukan saya."

Sang pembawa acara berita MSNBC mengatakan bahwa Biden "telah membuat keputusan. Dia sudah mengatakan dengan tegas minggu ini bahwa dia akan mencalonkan diri." Pelosi kemudian ditanya apakah ia ingin Biden mencalonkan diri.

Pelosi menjawab, "Saya ingin dia melakukan apa pun yang dia putuskan, dan memang begitulah adanya. Apa pun yang dia putuskan, kita ikuti."

Biden telah bersumpah untuk tetap mengikuti pemilihan, dengan mengatakan bahwa hanya "Tuhan Yang Mahakuasa" yang memintanya untuk mengakhiri kampanyenya yang dapat memaksanya mundur. Ia pada awal pekan ini juga mendesak para anggota Kongres dari Partai Demokrat untuk segera mendukung kampanyenya dan mengakhiri drama mengenai apakah ia akan mundur atau tidak.

Sebelas dari 213 anggota Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat, namun tidak ada satu pun dari Senat, telah meminta Biden yang berusia 81 tahun itu untuk mundur dari kampanyenya, dan Wakil Presiden Kamala Harris mungkin akan menggantikannya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

Namun, banyak anggota Kongres dari Partai Demokrat yang menyuarakan kekhawatiran apakah Biden memiliki ketajaman mental dan stamina fisik untuk mengalahkan Trump untuk kedua kalinya, apalagi menjabat selama empat tahun lagi sebagai presiden. Kekhawatiran tersebut terjadi setelah penampilan Biden yang dianggap buruk dan sering kehilangan arah dalam debat Biden-Tump pada akhir Juni lalu. Trump unggul tipis atas Biden dalam jajak pendapat nasional dan di negara-negara bagian yang menjadi medan pertarungan politik yang penting bagi kedua kandidat.

Aktor George Clooney, yang menjadi tuan rumah penggalangan dana besar-besaran di Hollywood untuk Biden bulan lalu, pada hari Rabu (10/7) menjadi pendukung terbaru presiden dari Partai Demokrat yang menyerukan agar dia mengakhiri masa jabatannya di Gedung Putih mulai Januari mendatang, dengan mengatakan dalam sebuah artikel opini di New York Times bahwa kemampuan Biden telah menurun secara fisik dan mental.

Clooney mengatakan "bendungan telah jebol," dan menulis, "Kita bisa membenamkan kepala kita di pasir dan berdoa untuk keajaiban di bulan November, atau kita bisa mengatakan yang sebenarnya."

"Para petinggi Partai Demokrat - Chuck Schumer, Hakeem Jeffries, Nancy Pelosi - dan para senator, para anggota DPR, serta kandidat lain yang menghadapi kekalahan di bulan November harus meminta presiden ini untuk mundur secara sukarela," kata Clooney.

Aktor George Clooney menjabat tangan Presiden AS Joe Biden saat menerima penghargaan dalam sebuah acara di Gedung Putih, Washington, pada 4 Desember 2022. (Foto: AP/Manuel Balce Ceneta)
Aktor George Clooney menjabat tangan Presiden AS Joe Biden saat menerima penghargaan dalam sebuah acara di Gedung Putih, Washington, pada 4 Desember 2022. (Foto: AP/Manuel Balce Ceneta)

Para senator dan anggota DPR dari Partai Demokrat bertemu secara terpisah dan tertutup pada hari Selasa, beberapa menyuarakan dukungan agar Biden tetap mengikuti pemilu, sementara beberapa anggota DPR menyerukan agar dia mengakhiri pencalonannya.

Banyak yang menyatakan keprihatinan tentang kampanyenya, terutama karena kekalahan dalam kampanye Biden juga secara tajam bisa mengurangi peluang Demokrat untuk mempertahankan mayoritas Senat yang tipis atau merebut kembali kendali DPR dari Partai Republik.

Beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat mengambil sikap menunggu dan melihat apakah Biden akan terus maju dalam pencalonan presiden saat ia menjadi tuan rumah KTT NATO di Washington pada minggu ini. Biden pada hari Kamis (11/7) juga akan mengadakan konferensi pers tunggal yang jarang terjadi, sebuah acara yang pasti akan ditonton untuk melihat apakah Biden dapat menjawab pertanyaan wartawan secara tegas.

"Saat ini, Presiden Biden adalah calonnya, dan kami mendukung calon dari Partai Demokrat yang akan mengalahkan Donald Trump," ujar seorang pemimpin Partai Demokrat di DPR, Pete Aguilar dari California pada hari Selasa. "Mari kita lihat. Mari kita lihat konferensi persnya. Mari kita lihat tempat-tempat kampanyenya. Mari kita lihat semua ini, karena semua ini akan sangat penting."

Senator Michael Bennet dari Colorado mengatakan kepada rekan-rekannya dari Partai Demokrat bahwa ia tidak yakin Biden akan memenangkan pemilu, dan kemudian mengatakan kepada CNN bahwa ia menganggap Trump berada di jalur yang tepat untuk "mungkin memenangkan pemilu secara telak dan menguasai Senat dan DPR." Namun ia menolak untuk mengatakan bahwa Biden harus minggir.

Anggota Kongres Julia Brownley dari California mengatakan bahwa Biden "harus membuat keputusan. Kita bisa mengatakan ia sudah membuat sebuah keputusan. Apakah itu keputusan terakhir? Jika ya maka saya kira tidak ada alternatif lain."

George Stephanopoulos, penyiar televisi ABC News yang mewawancarai Biden pada Jumat (5/7) lalu mengenai staminanya untuk persaingan dalam pemilihan presiden, tertangkap kamera pada Selasa (9/7) mengindikasikan ia tidak menganggap Biden bisa menjabat selama empat tahun lagi.

Stephanopoulos, yang ketika itu mengenakan pakaian olah raga di sebuah jalan di Kota New York dalam video yang dipublikasikan oleh media hiburan TMZ ditanya oleh orang yang lewat, "Menurut Anda, apakah Biden harus mundur? Anda berbicara dengannya lebih banyak daripada orang lain belakangan ini. Anda jujur saja."

Stephanopoulos, kemudian di luar kamera, tertangkap dengan suara samar-samar menjawab bahwa Ia tidak menganggap Biden bisa menjabat empat tahun lagi.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, Stephanopoulos mengakui bahwa dia adalah orang di dalam video tersebut, dan mengatakan, "Sebelumnya hari ini saya menanggapi pertanyaan dari seorang pejalan kaki. Seharusnya saya tidak melakukannya."

Juru bicara ABC mengatakan bahwa Stephanopoulos "mengungkapkan sudut pandangnya sendiri dan bukan sikap ABC News." [my/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG