Belanda dan Australia, Jumat (25/5) menyatakan mereka menganggap Rusia secara hukum bertanggung jawab dan akan meminta ganti rugi atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan 17 di atas wilayah Ukraina Timur yang dilanda perang hampir empat tahun silam. Insiden itu menewaskan seluruh 298 penumpang dan awak pesawat tersebut.
Berbicara kepada para wartawan di Den Haag, Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan bahwa “sekarang telah terbukti ada kaitan langsung antara roket yang menghantam MH17 dan militer Rusia.”
Blok mengatakan langkah berikutnya kemungkinan adalah mengajukan kasus itu ke mahkamah internasional, setelah mendengar reaksi yang lebih substansial dari Moskow.
Ia mengatakan Belanda dan Australia telah “meminta Rusia agar mengikuti pembicaraan yang bertujuan mencari solusi yang adil atas penderitaan luar biasa dan kerusakan yang disebabkan oleh jatuhnya MH17.”
Para investigator internasional, Kamis (24/5) mengumumkan bahwa sistem rudal yang menjatuhkan pesawat dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu berasal dari sebuah unit militer yang berbasis di Rusia.
Rusia, Jumat (25/5) menyatakan Belanda tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim mereka, seraya menuduh Belanda memajukan agenda mereka sendiri. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan rudal tersebut “lebih mungkin” berasal dari arsenal Ukraina.
MH17 ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina Timur pada tahun 2014, dalam penerbangannya dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Para korban berasal dari 10 negara dan terdiri dari 193 warga negara Belanda dan 28 warga negara Australia. [uh]