Perdana Menteri Belanda akhir pekan lalu menyebut hilangnya bangkai beberapa kapal perang sekutu dari Pertempuran Laut Jawa tahun 1942 "tidak dapat diterima" dan ia berharap Indonesia akan membantu mengungkap misteri itu.
Sebuah tim penyelam internasional telah mencari kapal-kapal perang Belanda, Inggris dan Amerika sebelum peringatan 75 tahun pertempuran Perang Dunia II yang menentukan itu. Mereka menemukan bahwa dua kapal Belanda, yang bernama De Ruyter dan Java, tidak ada lagi di lokasi tempat mereka tenggelam, menurut Kementerian Pertahanan Belanda. Bagian dari kapal ketiga, Kortenaer, juga sudah raib.
Ketiga kapal itu merupakan bagian dari armada kapal sekutu, termasuk Australia, yang berlayar dari pelabuhan sekutu yang masih tersisa di Asia Tenggara saat itu, yakni Surabaya, untuk menghentikan gerak maju Jepang. Armada itu kalah dan ribuan tewas ketika kapal-kapal itu tenggelam.
"Fakta bahwa kuburan perang dijarah saja sudah merupakan masalah yang sangat serius, dengan implikasi jauh terhadap para penyintas dan kita semua," ujar Rutte kepada jurnalis di Den Haag, Jumat (18/11).
Rutte mengatakan pemindahan kuburan bawah laut dari hampir 1.000 marinir Belanda akan dibahas dalam misi perdagangan pemerintah ke Indonesia minggu ini.
"Bayangkan bahwa sebuah pemakaman perang... akan dirusak dan dinodai, hal itu betul-betul tidak dapat diterima," ujarnya.
Juru bicara Angkatan Laut Indonesia, Kolonel (Laut) Gig Jonias Mozes Sipasulta mengatakan, kpal-kapal itu seharusnya dilindungi undang-undang internasional.
"Biasanya dalam kasus-kasus seperti ini, tempat-tempat tersebut dapat menjadi situs-situs bersejarah, namun untuk ini perlu ada diskusi dan permintaan tertulis dari pemerintah negara yang merasa memiliki kapal tersebut, dengan pemerintah Indonesia," ujarnya.
Rutte mengatakan "orang-orang Indonesia sedang bekerjasama dengan kami untuk menyelesaikan masalah ini" dan bahwa tidak jelas siapa yang bertanggung jawab telah memindahkan puing-puing kapal tersebut.
Pencarian terhadap kapal-kapal itu diprakarsai oleh dana Karel Doorman Fund, yang mengambil nama orang Belanda yang memimpin serangan angkatan laut yang gagal tersebut pada Februari 1942. [hd]