Tautan-tautan Akses

Belarus dan China Puji Hubungan yang Makin Erat dalam Perundingan di Beijing


Presiden China Xi Jinping dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 1 Maret 2023. (Foto: cnsphoto via REUTERS)
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 1 Maret 2023. (Foto: cnsphoto via REUTERS)

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko memuji penguatan hubungan kedua negara pada Senin (4/12), dalam pembicaraan kedua pemimpin itu. Ini adalah perjalanan kedua Lukashenko ke Beijing tahun ini.

Lukashenko, sekutu setia Rusia, tiba di China pada Minggu untuk kunjungan yang diperkirakan berlangsung setidaknya dua hari.

Lukashenko terakhir kali datang ke China pada bulan Februari, sebuah perjalanan yang menarik perhatian mengingat invasi Moskow ke Ukraina.

“Belarus sekarang, dulu, dan kelak adalah mitra yang dapat diandalkan bagi China,” kata Lukashenko kepada Xi pada Senin, menurut pernyataan dari kantor kepresidenan Belarus mengenai pembicaraan itu.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, kanan, dan Presiden China Xi Jinping meninjau penjaga kehormatan dalam upacara penyambutan yang diadakan di Aula Besar Rakyat, di Beijing, 1 Maret 2023. (Foto: CCTV via AP)
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, kanan, dan Presiden China Xi Jinping meninjau penjaga kehormatan dalam upacara penyambutan yang diadakan di Aula Besar Rakyat, di Beijing, 1 Maret 2023. (Foto: CCTV via AP)

“Kami sudah lama memutuskan bahwa kami akan bekerja sama… dan bersahabat dengan China,” katanya. "Persahabatan ini sudah berusia lebih dari 30 tahun dan selalu terjaga."

Xi, sebaliknya, mengatakan “rasa saling percaya politik” dan “kolaborasi internasional” antara kedua negara telah tumbuh lebih kuat sejak kunjungan terakhir Lukashenko, menurut stasiun televisi pemerintah China, CCTV.

China “dengan tegas mendukung Belarus dalam mengambil jalur pembangunan yang sejalan dengan kondisi nasionalnya, dan menentang campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan internal Belarus”, kata Xi.

“Pihak China bersedia untuk terus memperkuat kerja sama strategis dengan pihak Belarus, saling mendukung dengan tegas, (dan) mendorong kerja sama pragmatis,” tambah Xi.

Beijing belum secara terbuka mengutuk serangan Rusia meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Belarus sangat bergantung pada Rusia dalam hal dukungan politik dan keuangan, dan dimanfaatkan sebagai landasan serangan Moskow terhadap Ukraina pada Februari 2022. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG