ABUJA —
Di pasar tradisional yang kumuh, Peter Odoemene mengatakan anggota kelompoknya, sebuah organisasi separatis dari daerah Biafra, bukanlah satu-satunya pihak yang menuntut penjelasan.
Polisi mengatakan sedikitnya 18 mayat ditemukan mengambang di Sungai Ezu di Negara bagian Anambra akhir Januari, sebagian diantaranya telah membusuk. Beberapa kelompok mengklaim jumlah mayat yang ditemukan hampir 50.
Belum diketahui siapa mereka dan tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya. Polisi mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Odoemene mengatakan polisi adalah pihak yang mesti disalahkan atas kematian itu, dan katanya 11 anggota kelompoknya diperkirakan termasuk korban yang tewas. Ia juga sangat marah dengan cara pembunuh membuang mayat-mayat itu.
“Sungai itu adalah sumber air minum masyarakat, dan kini telah tercemar. Ini sangat buruk. Bahkan jika orang-orang itu telah melakukan pelanggaran, mereka tidak patut dibunuh seperti itu dan mayatnya dibuang ke sungai,” ujarnya tegas.
Penemuan mayat-mayat itu menjadi skandal nasional d mana para pengecam mengatakan adalah "rahasia umum" di Nigeria bahwa pasukan keamanan menembaki para tersangka tanpa diadili. Amnesty International mengatakan polisi membunuh ratusan tersangka tahun 2012 yang sering dilakukan tanpa menahan korban terlebih dahulu.
Pemerintah Nigeria dengan tegas menyangkal tuduhan ini, Presiden Goodluck Jonathan mengatakan, kelompok politik saingannya telah menyebar cerita-cerita itu. Pejabat yang dihubungi untuk laporan ini menolak berkomentar.
Abubakar Umar Kari, dosen senior ilmu politik di Universitas Abuja, mengatakan ia yakin pembunuhan di luar hukum ini umum terjadi di Nigeria, tetapi tidak sepenuhnya kesalahan polisi. Ia juga menyalahkan adanya korupsi di pengadilan.
“Ini adalah tindakan frustrasi pasukan keamanan yang merasa bahwa para tersangka telah melakukan kejahatan dan jika diadili mereka biasanya dibebaskan dan kembali melakukan kejahatan. Pada titik itu hampir umum di antara polisi Nigeria untuk langsung menembak mati tersangka perampokan bersenjata dan kejahatan berbahaya lainnya,” papar Umar Kari.
Menurut Kari, mayat-mayat itu mungkin dari kelompok separatis Biafra, yang dikenal dengan nama MASSOB, tetapi kenyataan bahwa kelompok itu telah menuduh separatis Biafra, maka kecil kemungkinannya polisi akan memberi komentar yang jelas.
Polisi mengatakan sedikitnya 18 mayat ditemukan mengambang di Sungai Ezu di Negara bagian Anambra akhir Januari, sebagian diantaranya telah membusuk. Beberapa kelompok mengklaim jumlah mayat yang ditemukan hampir 50.
Belum diketahui siapa mereka dan tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya. Polisi mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Odoemene mengatakan polisi adalah pihak yang mesti disalahkan atas kematian itu, dan katanya 11 anggota kelompoknya diperkirakan termasuk korban yang tewas. Ia juga sangat marah dengan cara pembunuh membuang mayat-mayat itu.
“Sungai itu adalah sumber air minum masyarakat, dan kini telah tercemar. Ini sangat buruk. Bahkan jika orang-orang itu telah melakukan pelanggaran, mereka tidak patut dibunuh seperti itu dan mayatnya dibuang ke sungai,” ujarnya tegas.
Penemuan mayat-mayat itu menjadi skandal nasional d mana para pengecam mengatakan adalah "rahasia umum" di Nigeria bahwa pasukan keamanan menembaki para tersangka tanpa diadili. Amnesty International mengatakan polisi membunuh ratusan tersangka tahun 2012 yang sering dilakukan tanpa menahan korban terlebih dahulu.
Pemerintah Nigeria dengan tegas menyangkal tuduhan ini, Presiden Goodluck Jonathan mengatakan, kelompok politik saingannya telah menyebar cerita-cerita itu. Pejabat yang dihubungi untuk laporan ini menolak berkomentar.
Abubakar Umar Kari, dosen senior ilmu politik di Universitas Abuja, mengatakan ia yakin pembunuhan di luar hukum ini umum terjadi di Nigeria, tetapi tidak sepenuhnya kesalahan polisi. Ia juga menyalahkan adanya korupsi di pengadilan.
“Ini adalah tindakan frustrasi pasukan keamanan yang merasa bahwa para tersangka telah melakukan kejahatan dan jika diadili mereka biasanya dibebaskan dan kembali melakukan kejahatan. Pada titik itu hampir umum di antara polisi Nigeria untuk langsung menembak mati tersangka perampokan bersenjata dan kejahatan berbahaya lainnya,” papar Umar Kari.
Menurut Kari, mayat-mayat itu mungkin dari kelompok separatis Biafra, yang dikenal dengan nama MASSOB, tetapi kenyataan bahwa kelompok itu telah menuduh separatis Biafra, maka kecil kemungkinannya polisi akan memberi komentar yang jelas.