Di seluruh wilayah konflik di Timur Tengah, pihak-pihak yang berperang menegakkan, menggali dan membangun lubang-lubang, benteng, serta tembok pertahanan – bentuk perlindungan yang kata para analis seperti pada zaman pertengahan.
Pemerintah Daerah Kurdistan di Irak sedang menggali lubang pertahanan di seberang perbatasan dengan wilayah Sunni sepanjang 652 mil (sekitar 1.049 kilometer) sebagai garis pertahanan terhadap serangan oleh kelompok militan ISIS.
Kelompok ISIS, sementara itu, sedang menggali lubang perlindungan di Mosul sebagai persiapan akan serangan yang diperkirakan oleh pasukan Kurdi dan Irak dengan dukungan Amerika, yang bertujuan untuk merebut kembali kota itu. Pasukan Irak yang membebaskan Fallujah dari ISIS menemukan jaringan jalan bawah-tanah dan kamar-kamar tersembunyi.
Di ibukota de-facto ISIS di Suriah, Raqqa, kelompok ekstremis ini sudah mempunyai banyak lubang pertahanan dan terowongan yang dibangun untuk menahan serangan dari luar. Rejim Suriah membentengi daerah-daerah di Damaskus dengan banyak perintang dan benteng untuk menahan serangan dari pemberontak dan ISIS.
Di Turki, pemerintah dan militer telah mendirikan rentetan benteng di perbatasan Suriah untuk mengawasi krisis pengungsi Suriah yang memburuk dan penyusupan dari militant ISIS dan Kurdi. Di dalam wilayah Turki, lasykar Kurdi menggunakan lubang-lubang pertahanan untuk menjaga supaya pasukan Turki tidak mendekat.
Dan di Tunisia, pemerintah baru-baru ini menyelesaikan perintang 200-kilometer sepanjang perbatasannya dengan Libya dalam usaha menjaga agar militan Islamis tidak masuk. [gp]