Tiga tersangka pemberontak dan seorang perempuan berusia 45 tahun tewas, Kamis (17/9), akibat bentrokan senjata antara pasukan pemerintah India dan kelompok pemberontak anti-India di kota utama di kawasan Kashmir yang disengketakan.
Juru bicara pasukan paramiliter India, Pankajh Singh, mengatakan, bentrokan itu terjadi tidak lama setelah sejumlah tentara dan polisi anti huru-hara menggelar operasi penggerebekan setelah mendapat petunjuk mengenai keberadaan militan pemberontak di sebuah kawasan permukiman di Srinagar.
Singh mengatakan, pertempuran itu menyebabkan tiga militan tewas dan seorang tentara paramiliter terluka. Ia juga mengatakan, seorang perempuan warga setempat juga tewas dalam bentrokan senjata itu. Tidak ada rincian lebih jauh mengenai korban sipil itu.
Sementara bentrokan berlangsung, banyak warga setempat menggelar aksi protes untuk menyatakan solidaritas mereka terhadap para pemberontak sambil meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pengakhiran pemerintahan India di kawasan itu.
Pasukan pemerintah melepaskan tembakan dan gas air mata ke arah para demonstran yang melakukan aksi lempar batu. Belum ada laporan mengenai apakah ada korban dalam bentrokan tersebut.
Baik India maupun Pakistan sama-sama mengklaim secara keseluruhan wilayah Kashmir yang terbagi dua. Kebanyakan Muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak agar wilayah itu berada di bawah pemerintahan Pakistan atau sebagai negara yang merdeka.
Para pemberontak bersenjata telah memerangi pemerintah India sejak 1989. New Delhi menyebut aksi mereka sebagai terorisme yang disponsori Pakistan, sementara kebanyakan warga Kashmir menyebutnya perjuangan kemerdekaan yang sah. Ribuan warga sipil, pemberontak dan tentara pemerintah tewas dalam konflik itu. [ab/uh]