Pembicaraan perdamaian antara pemberontak Sudan Selatan dan pemerintah tampaknya terus berlangsung, di tengah-tengah laporan terjadinya bentrokan sengit antara kedua pihak.
Delegasi bagi kedua pihak membuat pernyataan hari Rabu (8/1) di ibukota Ethiopia, sehari setelah para penengah regional menyajikan draf perjanjian gencatan senjata.
Delegasi pemerintah mengatakan mereka siap menandatangani perjanjian itu “segera” tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pemberontak mengisyaratkan penahanan para pejabat pro-pemberontak oleh pemerintah tetap menjadi hambatan.
Sementara itu, sebuah stasiun radio Sudan Selatan, radio Tamazuj mengatakan kota Mayom di negara bagian Unity telah “hancur” setelah dua hari pertempuran sengit antara pasukan militer yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan para pembelot yang mendukung lawan presiden, Riek Machar .
Misi PBB di Sudan Selatan hari Selasa mengatakan sebagian besar desa di sepanjang jalan dari kota Mayom ke kota tetangga, Pariyang, tampaknya dibakar atau dijarah. Toby Lanzer, pejabat kemanusiaan PBB, hari Rabu mengatakan akan pergi ke negara bagian Unity untuk melakukan pengamatan lebih lanjut.
Pemberontak mengatakan dalam 48 jam ini mereka telah mengenyahkan serangan pemerintah terhadap posisi-posisi mereka di sebelah barat ibukota, Juba, dan di selatan Bor, ibukota negara bagian Jonglei yang dikuasai pemberontak.
Brigadir Jenderal Lul Ruai Koang, seorang perwira angkatan darat yang membelot ke pihak pemberontak, mengatakan kepada para wartawan bahwa pasukan pemberontak berada dalam posisi bertahan untuk saat ini.
Delegasi bagi kedua pihak membuat pernyataan hari Rabu (8/1) di ibukota Ethiopia, sehari setelah para penengah regional menyajikan draf perjanjian gencatan senjata.
Delegasi pemerintah mengatakan mereka siap menandatangani perjanjian itu “segera” tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pemberontak mengisyaratkan penahanan para pejabat pro-pemberontak oleh pemerintah tetap menjadi hambatan.
Sementara itu, sebuah stasiun radio Sudan Selatan, radio Tamazuj mengatakan kota Mayom di negara bagian Unity telah “hancur” setelah dua hari pertempuran sengit antara pasukan militer yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan para pembelot yang mendukung lawan presiden, Riek Machar .
Misi PBB di Sudan Selatan hari Selasa mengatakan sebagian besar desa di sepanjang jalan dari kota Mayom ke kota tetangga, Pariyang, tampaknya dibakar atau dijarah. Toby Lanzer, pejabat kemanusiaan PBB, hari Rabu mengatakan akan pergi ke negara bagian Unity untuk melakukan pengamatan lebih lanjut.
Pemberontak mengatakan dalam 48 jam ini mereka telah mengenyahkan serangan pemerintah terhadap posisi-posisi mereka di sebelah barat ibukota, Juba, dan di selatan Bor, ibukota negara bagian Jonglei yang dikuasai pemberontak.
Brigadir Jenderal Lul Ruai Koang, seorang perwira angkatan darat yang membelot ke pihak pemberontak, mengatakan kepada para wartawan bahwa pasukan pemberontak berada dalam posisi bertahan untuk saat ini.