Tautan-tautan Akses

Berbagai Reaksi Terkait Tertangkapnya Pelaku Penyiraman Air Keras Novel Baswedan


Penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang menjadi korban serangan air keras (Foto: dok).
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang menjadi korban serangan air keras (Foto: dok).

Presiden Jokowi dan Pusat Studi Transparansi Publik dan Anti Korupsi merespons penangkapan dua polisi terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. 

Pusat Studi Transparansi Publik dan Anti Korupsi (PUSTAPAKO) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo merespons penangkapan dua orang yang diduga terlibat kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Juru bicara PUSTAPAKO UNS Solo, Khresna Bayu, saat dihubungi VOA, Senin (30/12) mengapresiasi progres aparat menangkap dua orang terduga pelaku tersebut. Bayu berharap proses hukum diberlakukan tidak sebatas terhadap keduanya tetapi juga terhadap dalang kasus tersebut.

Suasana Kampus UNS Solo, Senin, 30 Desember 2019. (Foto courtesy: Humas UNS Solo)
Suasana Kampus UNS Solo, Senin, 30 Desember 2019. (Foto courtesy: Humas UNS Solo)

"Pengungkapan update kasus Novel Baswedan ya kita hormati proses hukum kasus itu. Kita ikuti, kawal terus. Semoga menghasilkan keputusan hukum yang adil, tidak menyurutkan semangat pemberantasan korupsi di Indonesia. Ya gitu aja. Intinya, semua informasi masih abu-abu, kalau kita ikuti informasi perkembangannya di media sosial maupun media massa skala nasional atau internasional kan juga masih simpang siur," ujar Kreshna Bayu.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12) meminta masyarakat memberi kesempatan pada kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut secara transparan dan publik terus mengawal proses hukum kasus tersebut. Jokowi berharap masyarakat tidak meributkan pengungkapan kasus tersebut.

"Peristiwa sudah dua tahun dan sekarang pelaku sudah tertangkap. Kita sangat menghargai dan mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan oleh POLRI, tetapi yang paling penting kawal bersama. Jangan sampai ada spekulasi-spekulasi yang negatif, Ini kan baru pada proses awal penyidikan dari ketemunya para tersangka, pelaku itu. Nanti kita ikuti terus, kawal terus sehingga apa yang benar-benar menjadi harapan masyarakat itu ketemu,. Bareng-bareng mengawal agar peristiwa itu tidak terulang lagi, yang paling penting itu. Jangan sebelum ketemu ribut, setelah ketemu juga ribut. Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu memang benar-benar para pelakunya. Motifnya apa, semuanya terungkap. Jangan ada spekulasi terlebih dahulu. Kan baru ditangkap kemarin," pesan Jokowi.

Sebagaimana diketahui, dua pelaku yang diduga kuat pelaku penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK Novel Baswedan ditangkap kepolisian Kamis pekan lalu. Dua orang tersebut ternyata masih aktif sebagai polisi. Keduanya berdalih melakukan aksi penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan karena faktor dendam pribadi. Novel yang dulu anggota POLRI dianggap berkhianat.

Namun, beberapa temuan kejanggalan diungkap media antara lain kesimpangsiuran, apakah pelaku menyerahkan diri atau ditangkap, ekspresi wajah dan gesture saat dua pelaku dipertontonkan di media, hingga motif dendam pribadi yang dipertanyakan. [ys/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG