Tautan-tautan Akses

Berbuka dengan Kurma di Amerika


Seorang pria mencoba kurma di sebuah pasar. Berbuka dengan kurma sudah menjadi tradisi Muslim saat Ramadan, juga untuk Muslim di Amerika.
Seorang pria mencoba kurma di sebuah pasar. Berbuka dengan kurma sudah menjadi tradisi Muslim saat Ramadan, juga untuk Muslim di Amerika.

Berbuka puasa dengan makan buah kurma, biasa dilakukan Muslim saat bulan Ramadan. Kebiasaan ini juga dilakukan oleh kaum Muslim di Amerika.

Seperti juga saudara-saudara Muslim di belahan dunia lainnya, Muslim di Amerika tentu saja sering berbuka dengan buah kurma, sama seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad hampir 1.400 tahun yang lalu.

Kurma banyak disebut dalam al-Quran dan juga kitab suci Kristen dan Yahudi.

Di Amerika, saat Ramadan beberapa tahun yang lalu, kurma segar bisa dipastikan tersedia di meja saat berbuka, namun tampaknya tidak tahun ini. Musim panen kurma di Amerika adalah sekitar pertengahan Agustus hingga pertengahan November. Dengan sudah dimulainya Ramadan pada bulan Juli tahun ini, kurma segar hasil panenan tahun ini dapat dipastikan absen dari meja keluarga Muslim di Amerika, saat berbuka.

Tentu saja kurma tetap bisa didapatkan di toko-toko, namun kurma tersebut tidaklah kurma baru hasil panen tahun ini. Itulah sebabnya, sejak dua tahun lalu. Mohammed Abdul Aleem, pendiri portal online IslamiCity, menganjurkan para konsumen untuk membuat persiapan. Ia mengatakan, jika Ramadan jatuhnya tidak pada saat musim kurma di Amerika, para konsumen diharuskan membeli kurma saat musim kurma di tahun sebelumnya, dan kemudian mendinginkannya dalam freezer di lemari es hingga waktu Ramadan tiba.

Para penjual kurma, seperti Aleem percaya bahwa menyimpan kurma di freezer adalah cara terbaik untuk memastikan kesegaran rasanya ketika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Ketika waktunya tiba untuk menikmati kurma tersebut, Aleem menyarankan untuk membungkus kurma tersebut dengan handuk basah dan memasukkannya dalam oven dengan suhu rendah.

Berbagai jenis kurma bisa ditemukan di Amerika seperti Zahidi, Deglet Noor dan Empress, namun yang paling popular di Amerika baik bagi warga Muslim dan non-Muslim adalah medjol, dengan buahnya yang besar.

Sembilan puluh persen kurma medjol di Amerika berasal dari lembah subur Coachella di California. Daerah California Selatan adalah salah satu dari sedikit wilayah di luar Timur Tengah dimana kurma dibudidayakan. Banyak petani kurma yang mengatakan bahwa kurma dari Amerika mutunya sangat baik, tidak kalah, bahkan jauh lebih baik dari kurma-kurma dari tempat lainnya.

Bagaimana ceritanya kurma medjol ini sampai di tanah Amerika? Tahun 1920-an, penyakit mengancam kurma medjol di daerah asalnya, Maroko. Penguasa Maroko mengirim 11 pohon kurma ke daerah California Selatan, dan pohon kurma tersebut menemukan rumah barunya dan berkembang di sana.

Pohon kurma yang menemukan rumah barunya di Amerika, seperti juga kaum Muslim yang berkembang di Amerika, yang bisa dikatakan menjadi salah satu komunitas dengan pendapatan perkapita tertinggi di Amerika. Muslim di Amerika secara relatif terintegrasi dengan baik dalam lingkungan sosial negara Adi Daya ini. Tanpa harus kehilangan akar budaya Islami di Amerika, negara yang merupakan “melting pot” atau tempat peleburan berbagai budaya yang ada, agama Islam berkembang dengan baik di Amerika.

Muslim yang lahir atau besar di Amerika, yang mengalami baik kehidupan tradisional yang Islami dan juga pemikiran kreatif Amerika, mungkin akan merupakan kunci untuk menjawab permasalahan di dunia Muslim saat ini. Sesuatu yang bisa kita pikirkan bersama, seraya menikmati kurma.

* Laporan: Ika Inggas
XS
SM
MD
LG