Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan, “sangat tidak dapat menerima alasan Israel” menyerang Gaza sebagai bentuk “self-defense” atau “membela diri.” Hal ini disampaikannya ketika melangsungkan pertemuan dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, di Moskow pada Selasa (21/11).
Retno terbang ke Moskow bersama beberapa menteri luar negeri anggota Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam upaya mencapai gencatan senjata dan memastikan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan. Sehari sebelumnya, tim itu juga telah menemui mitra mereka di Beijing, Tiongkok.
Berbicara dari London, Inggris, pada Rabu (22/11) pagi waktu setempat, Retno mengatakan dalam pertemuan dengan Lavrov bahwa para menteri luar negeri itu “kembali menyampaikan kutukan terhadap apa yang dilakukan Israel di Gaza.”
Dalam pertemuan itu Retno mengatakan pemerintah Indonesia “sangat tidak dapat menerima alasan Israel” menyerang Gaza karena dua hal. “Pertama, karena alasan itu tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel. Kedua, alasan self-defense tidak dapat dijadikan a license to kill civilian, tidak dapat dijadikan alasan untuk membunuh masyarakat sipil dan menyerang fasilitas sipil,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, Lavrov, tambah Retno, juga sepakat dengan butir-butir resolusi KTT OKI-Liga Arab yang dilangsungkan di Riyadh, Arab Saudi, pada 11 November lalu.
“Kami menyampaikan pentingnya semua negara melihat secara jernih isu Gaza dan mengambil sikap yang adil. Sangat urgen untuk segera mengambil tindakan agar kekerasan dapat dihentikan, gencatan senjata dapat terwujud, dan bantuan kemanusiaan dapat diberikan secara lancar, tanpa hambatan,” ujar Retno.
The Associated Press melaporkan, Lavrov dalam pertemuan itu menegaskan bahwa Rusia mengutuk segala bentuk terorisme dan menambahkan bahwa “terorisme harus dilawan dengan metode yang bukan merupakan hukuman kolektif, dan tidak bertentangan atau melanggar norma hukum humaniter internasional.”
Lebih jauh ia menyerukan pembentukan “mekanisme dukungan eksternal” untuk memastikan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Lavrov menggarisbawahi perlunya melibatkan negara-negara di kawasan untuk mencari penyelesaian jangka panjang dan menegaskan bahwa negara-negara itu “lebih memahami hal ini dibanding siapa pun untuk mencapai solusi yang akan memuaskan semua orang.”
Secara khusus pertemuan itu juga membahas serangan Israel terhadap RS Indonesia di bagian utara Gaza, juga soal upaya menyusun langkah strategis untuk mewujudkan “solusi dua negara,” termasuk kemungkinan penyelenggaraan konferensi internasional tentang perdamaian di Palestina.
Tiga WNI di Rumah Sakit Indonesia
Dalam konferensi pers virtual dari London, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan “akan terus berikhtiar secara maksimal” untuk mengetahui keberadaan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di RS Indonesia, di bagian utara Gaza.
“Sampai saat ini kontak langsung dengan tiga WNI itu masih belum dapat dilakukan. Informasi yang kita peroleh dari berbagai lembaga PBB dan berbagai pihak yang berada di Gaza juga masih sangat minim,” ujarnya.
Tim menteri luar negeri negara anggota Liga Arab dan OKI pada Rabu (22/11) akan melangsungkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron di London.
Selepas pertemuan tersebut, mereka akan langsung terbang ke Paris untuk melangsungkan pertemuan dengan Presiden Emmanuel Macron.
Senada dengan pertemuan di Beijing dan Moskow sebelumnya, pertemuan di London dan Paris juga ditujukan untuk mencapai gencatan senjata dan memastikan masuknya bantuan kemanusian yang lebih banyak ke Gaza. [em/rd]
Forum